Sonora.ID - Gosip atau kabar miring tidak hanya ditemukan dalam hubungan bermasyarakat, tetapi hal ini juga kerap dirasakan atau ditemukan di dalam lingkungan pekerjaan atau kantor.
Sayangnya, kerap kali kabar miring atau gosip yang memutar di dalam lingkungan kantor tersebut memengaruhi penilaian atau pandangan orang-orang yang berpengaruh, misalnya adalah atasan atau client.
Dalam program Smart NLP di Radio Smart FM, Licensed Master Trainer of NLP, Hingdranata Nikolay menegaskan bahwa, klarifikasi akan kabar miring tersebut bisa dilakukan dengan bicara kepada atasan.
Baca Juga: Perlukah Klarifikasi Hal Miring tentang Anda? Ini Jawaban Master Trainer
Berikut ini adalah 2 tips meluruskan kabar miring kepada atasan.
Gunakan format ‘saya’
“Jadi gunakan ‘saya mendengar’, istilah format ‘saya’ ini penting sekali, mengapa? Karena adalah dari saya. Lebih bagus gunakan dengan sudut pandang ‘saya’,” ungkap Hing menjelaskan.
Pihaknya menegaskan dengan adanya format ‘saya’ tersebut, atasan menjadi tidak merasa tertuduh bahwa dirinya memiliki sangkut paut dengan gosip atau kabar miring yang beredar tersebut.
Baca Juga: Sering Digosipin? Ini 3 Tips Jaga Pikiran Tetap Positif ala Pelatih NLP
Cara ini juga bisa dilakukan kepada orang yang memang dicurigai menyebarkan kabar miring tersebut, yaitu dengan mempertanyakan kebenaran apa yang ‘saya’ dengar dari sekitar.
Jauhi menuduh
“Cara klarifikasi yang benar begini, bukan langsung menuduh begitu saja. Itu cara klarifikasi,” sambungnya menambahkan.
Terkadang orang yang dibicarakan akan menempatkan diri pada posisi korban, sehingga cenderung akan menuding orang lain yang dianggap sebagai pelaku dari kabar miring tersebut.
Baca Juga: Stop Ngomongin di Belakang, Ini 3 Kunci Sampaikan Kritik pada Teman
Hal ini harus dihindari, karena klarifikasi yang baik akan datang dari ungkapan atau obrolan terbuka yang tidak menuduh sama sekali.
Ketika bicara dengan atasan pun, Hing menegaskan untuk fokus pada klarifikasi diri tanpa menyebutkan orang-orang yang dianggap menyebarkan gosip tersebut.
Dengan kata lain, tidak membawa atau menyeret nama orang lain untuk memunculkan pembenaran diri.
Baca Juga: 5 Karakter Bos dan Cara Menghadapinya agar Bekerja Lebih Nyaman