Bali, Sonora.ID - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali konsisten melaksanakan program pembangunan infrastruktur darat, laut, dan udara secara terintegrasi dan terkoneksi sebagai implementasi visi 'Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru'.
Pembangunan infrastruktur darat, khususnya pembangunan jalan baru shortcut titik 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, ditambah titik 11 dan 12 ruas jalan Singaraja-Mengwitani, sumber pendanaan pelaksanaan program tersebut merupakan kolaborasi antara Kementerian PUPR dan Pemerintah Provinsi Bali.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Dan Statistik Provinsi Bali, Gede Pramana saat dikonfirmasi mengatakan bahwa Pembangunan jalan baru shortcut ini, merupakan janji politik Gubernur Bali, Wayan Koster kepada masyarakat Buleleng pada saat kampanye pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali tahun 2018.
Baca Juga: Lanjut Tahun Ini, Jalan Alternatif ke Kelampayan Tunggu Pemenang Lelang
Lebih lanjut, Pramana menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen membebaskan lahan yang diperlukan untuk pembangunan jalan shortcut; yang mulai dilaksanakan sejak tahun 2018 untuk titik 3, 4, 5, dan 6 melalui APBD Perubahan Semesta Berencana Provinsi Bali Tahun 2018, dilanjutkan dengan pembebasan lahan titik 7,8,9, dan 10 melalui APBD Semesta Berencana Provinsi Bali Tahun 2020.
Total anggaran yang sudah direalisasikan untuk pembebasan lahan sebesar Rp. 200,1 Milyar. Dan masih akan dilanjutkan lagi pembebasan lahan titik 11 dan 12 pada tahun 2022.
Baca Juga: Persiapan Piala Dunia U-20, Risma Usulkan Pembangunan Jalan Baru
Sedangkan anggaran pembangunan fisik, Pramana mengaku berasal dari APBN Kementerian PUPR. Pembangunan fisik titik 3,4,5 dan 6 sudah selesai dilaksanakan pada tahun 2019 dengan anggaran sebesar Rp 325,9 Milyar. Pembangunan titik 7A, 7B, 7C, dan 8 dilaksanakan tahun 2021 dengan anggaran sebesar Rp. 145,6 Milyar.
Selain itu, Pramana juga menyampaikan bahwa untuk pembangunan jalan baru ini telah diawali dengan peletakan batu pertama pada hari Kamis, 2 September 2021 dan target penyelesaian pada tahun 2022. Dengan demikian Kementerian PUPR sudah mengalokasikan total anggaran sebesar Rp. 471,5 Milyar.
Baca Juga: Rahmad Mas'ud : Presiden Akan meresmikan Jalan tol dan Memantau Vaksinasi
"Dalam peletakan baru pertama ini, Gubernur Bali, Wayan Koster mewakili Bapak Menteri PUPR untuk melakukan peletakan batu pertama penanda dimulainya pembangunan shortcut titik 7A, 7B, 7C, dan 8 pada hari yang baik ini," terangnya.
Kemudian untuk pembangunan fisik titik 7D, 7E, 9, dan 10, Pramana menjelaskan akan dimulai proses pembangunannya pada tahun 2022 (rencana proses tender akhir tahun 2021), dan target penyelesaian tahun 2023.
"Kemudian akan dilanjutkan lagi pembangunan titik 11 dan 12 pada tahun 2023 sampai tahun 2024," jelasnya.
Menurut Pramana, Pembangunan shortcut titik 7A, 7B, 7C dan 8 akan mengurangi tikungan dari 25 tikungan menjadi 9 tikungan, tikungan menjadi lebih halus, tanjakan menjadi lebih landai, sehingga pengguna jalan akan menjadi lebih cepat, nyaman, dan aman.
Baca Juga: Selama PPKM Darurat, Lalin Kendaraan Mengalami Penurunan 30 Persen di Tol Bali Mandara
"Kita patut bersyukur pembangunan ini dapat dilaksanakan berkat komitmen penuh Bapak Menteri PUPR RI beserta jajaran dalam mengalokasikan anggaran untuk pembiayaan pembangunan fisik sesuai rencana, meskipun pagu anggaran Kementerian PUPR mengalami refocussing cukup besar. Oleh karena itu pada kesempatan ini, mewakili Pemerintah Provinsi Bali dan Krama Bali mengucapkan terima kasih kepada Menteri PUPR RI, Bapak Dr. Ir. Basuki Hadimuljono berserta jajaran," ucapnya.
Pramana menyampaikan bahwa Gubernur Bali, Wayan Koster berharap kepada kontraktor pelaksana Sinarbali - Citra KSO, yang beruntung mendapatkan pekerjaan ini melalui proses tender sesuai aturan, hendaknya bersyukur. Oleh karena itu, Gubernur Bali, Wayan Koster meminta agar melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, penuh rasa tanggung jawab, sesuai dengan spesifikasi teknis, dan selesai tepat BMW (tepat Biaya, tepat Mutu, tepat Waktu).
Baca Juga: Sekarang Kaya Raya, Jusuf Hamka Blak-blakan Pernah Ingin Jadi Tukang Parkir
Diungkapkan, bahwa Gubernur Bali telah memerintahkan kepada kontraktor pelaksana agar memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal baik tenaga kerja, material dan peralatan untuk mendukung hidupnya perekonomian rakyat setempat (pang pada majalan, pang pada payu, pang pada maan), sehingga masyarakat langsung merasakan pembangunan shortcut ini.
Dengan demikian akan terwujud keseimbangan Alam beserta Isinya dan pekerjaan akan berjalan dengan lancar serta sukses.
Baca Juga: Pemkot Makassar Bersama Pelindo IV Bahas Pendampingan Akses Jalan Tol MNP
Selain itu, dalam pembangunan jalan baru shortcut ini, sebagai wujud penghormatan kepada pendiri cikal bakal Kerajaan Buleleng Tahun 1660, dengan Raja pertama I Gusti Anglurah Panji Sakti atau Ki Barak Panji Sakti, Gubernur Bali membangun Taman berisi Patung Ki Barak Panji Sakti di wilayah shortcut titik 5-6.
Berdirinya patung ini untuk mengingatkan masyarakat Buleleng khususnya generasi muda agar selalu menghormati sejarah dan memuliakan peran kesejarahan Ki Barak Panji Sakti.
Pramana mengatakan bahwa taman ini akan berfungsi sebagai anjung pandang (rest area), bagi masyarakat yang ingin bersantai dan beristirahat menikmati sejuknya udara di wilayah ini sambil menikmati keindahan jalan shortcut Singaraja-Mengwitani.
Baca Juga: Selama Lebaran 2021, Volume Lalu Lintas di Jalan Tol Bali Mandara Diprediksi Turun 15 Persen