Sonora.ID - Tak mengenai posisi, jabatan, industri, atau sektor apapun, pandemi Covid-19 memberikan dampak pada semua pihak dan bidang dalam kehidupan, termasuk industri ekonomi kreatif yang mengalami ketersendatan.
Hal ini diakui oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang mengatakan bahwa pandemi sangat berdampak pada industru yang setiap kegiatannya tak bisa menghindari terjadinya kerumunan, salah satunya adalah industri ekraf ini.
Dalam dialog virtual Forum Merdeka Barat 9, KPCPEN, pihaknya mengaku masih terus mencari solusi, salah satunya adalah dengan mengandalkan figital.
“Covid-19 ini membuat kita mengalami ‘paksaan digital’ untuk menuju kebaikan,” ungkapnya tegas.
Baca Juga: Ulang Tahun Radio Sonora ke-49, Ridwan Kamil: Semoga Makin Eksis!
Tidak hanya di kota besar, para pelaku industri ekraf di kota kecil juga didorong untuk memanfaatkan teknologi digital. Di setiap kelurahan kini tersedia perangkat teknologi, agar pelaku dapat memasarkan produk melalui e-commerce.
Guna lebih mendorong kinerja industri ekraf, terdapat program pertolongan dalam bentuk bantuan sosial tunai dan sembako, program pemulihan dalam wujud bantuan permodalan, serta penormalan berupa pembukaan jalur distribusi baru bagi pelaku ekraf dan UMKM, termasuk pasar internasional.
Ridwan Kamil menjelaskan, pelaku ekraf yang membutuhkan bantuan dapat melalui dinas terkait atau menghubunginya melalui media sosial.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga membangun ruang interaksi untuk berkegiatan bersama. Misalnya Creative Center sebagai wahana kreasi anak-anak muda terdidik di Bandung, Bogor, Subang, dan kota-kota lain. Kemudian Bandung Creative Zone yang dapat digunakan sebagai ruang perkantoran para pelaku usaha start-up.
Baca Juga: Belum Membawa Angin Segar untuk Objek Wisata Banjarmasin
Fasilitas serupa juga terdapat di Kota Semarang Jawa Tengah, yaitu Semarang Creative Gallery dan Semarang Creative Hub.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi (Hendi) menjelaskan bahwa pihaknya menyiapkan panggung yang dapat digunakan untuk pertunjukan virtual oleh para musisi dan seniman.
“Untuk mendukung para pelaku usaha, kami juga memberikan kemudahan seperti pengurusan sertifikat halal dan hak kekayaan intelektual secara gratis, serta keringanan pajak bagi pelaku ekraf,” ungkap Hendi.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) juga tak henti memberikan daya ungkit bagi industri Ekraf secara nasional.
Baca Juga: Sandiaga Uno: Saya Yakin UMKM BIsa Lebih Sukses dengan Adanya Panduan
Misalnya melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), yang di antaranya diwujudkan dalam dana stimulus Bangga Buatan Indonesia (BBI), serta PEN untuk pelaku Ekraf perfilman.
Direktur Tata Kelola dan Ekonomi Digital Kemenparekraf, Selliane Halia Ishak, saat yang sama menjelaskan bahwa stimulus BBI akan diluncurkan dalam bentuk pemberian voucher untuk meningkatkan jumlah transaksi produk Ekraf melalui e-commerce.
“Jadi penerima manfaatnya adalah para produsen,” ujar Selliane.
Insentif ini bertujuan untuk mendorong pelaku UMKM segera on board ke platform digital. Total anggaran program ini mencapai Rp200 miliar dan sekarang tengah dalam masa promosi.
Untuk mendapatkan bantuan ini, pelaku Ekraf harus memenuhi beberapa persyaratan, di antaranya produk buatan Indonesia, produsen adalah warga negara Indonesia,memiliki Nomor Izin Berusaha, punya sertifikat merek, dan lain sebagainya.
Sebagai salah satu pelaku Ekraf yang pernah menerima bantuan dari pemer intah pusat, CEO THENBLANK, Mutiara Kamila Athiyya merasa sangat terbantu khususnya di masa pandemi.
Pengusaha muda ini pernah mendapatkan Bantuan Subsidi Upah serta insentif pajak dari pemerintah.
Pandemi memang tidak akan berakhir dalam waktu cepat. Namun dengan upaya adaptif, inovatif dan kolaboratif, diharapkan setiap sektor usaha dapat kembali bangkit dan berdaya. (*Adv)
Baca Juga: Ridwan Kamil: Pelayanan HIV AIDS Jabar Tetap Berjalan Selama Pandemi