Kasus Data Bocor, Pengamat: Sistem Keamanan Data Kita Masih Lemah

4 September 2021 15:15 WIB
Keamanan data digital di Indonesia masih lemah
Keamanan data digital di Indonesia masih lemah ( Sonora FM Palembang)

Sonora.ID - Kebocoran data kembali terjadi di Indonesia, data pengguna yang tersimpan di aplikasi buatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diduga bocor.

Menanggapi hal tersebut, Eka Puji Widiyanto, ST. M.Kom, Dosen Tehnik Informatika Universitas Multi Data Palembang (MDP) mengatakan bahwa kebocoran data di Indonesia menjadi hal yang umum terjadi, sistem keamanan data di Indonesia masih lemah.

“Prihatin karena tidak ada pembelajaran dan selalu terulang. Sebagian besar system keamanan data kita lemah jadi rentan dicuri,” ujarnya.

Ia menambahkan alotnya pembahasan RUU perlindungan data pribadi antara DPR dan Pemerintah membuat kemanan data kita lemah.

Baca Juga: Sertifikat Vaksin Ilegal Berbahaya! Masyarakat Diminta Untuk Tidak Egois

“Siapa yang mengamankan ? Dimana penyimpanannya ? Menjadi perdebatan pemerintah dan DPR. Pemerintah menginginkan kominfo yang mengelola data, sementara DPR ingin pihak ketiga, jadi pembahasan yang alot, RUU belum juga diputuskan,” tukasnya.

Sebagian besar pengelola data di eropa dilakukan oleh pihak ketiga.

Apabila ada kebocoran data maka merekalah yang bertanggung jawab menyelidiki dan melaporkannya kepada pemerintah.

Pengamanan cyber juga sering diabaikan. Salah satunya aplikasi pedulilindungi banyak celah-celah keamanan yang bisa ditembus oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab

Untuk aplikasi strategis sebaiknya sebelum di sebarluaskan maka perlu diuji terlebih dahulu apakah sistem keamanannya sudah baik. 

Baca Juga: Antisipasi Musim Hujan, Pemkot Surabaya Keruk Endapan Lumpur di Saluran Box Culvert

Pengujianya harus dari pihak luar untuk meneliti sistem keamanannya.

“Di eropa yang menguji adalah pihak ketiga dan professional dibidangnya jadi sangat terjamin,” ujarnya.

Banyak sekali aplikasi-aplikasi yang tidak aman salah satu penyebabnya karena pengembang mengejar deadline sehingga kurang memperhatikan keamanannya.

Sebagai individu juga harus memperhatikan keamanan data pribadi.

Data pribadi harus diperlakukan seperti barang penting lainnya.

Baca Juga: Komentar Pengamat IT Tentang Kebocoran Data di aplikasi Electronic Health Alert (e-HAC)

“Seperti kita punya mobil, diberi alarm,  GPS untuk keamanan. Demikian juga dengan data, harus diberi kunci berlapis jangan hanya satu lapis,” tukasnya.

Salah satu dampak dari adanya kebocoran data adalah seringnya mendapatkan SMS atau penawaran-penawaran dari pihak-pihak luar.

Masyarakat harus waspada dan jangan mudah percaya dengan adanya tawaran-tawaran tersebut sekalipun dari seseorang yang mengaku anggota keluarga.

“Harus cek dan recek setiap penawaran apakah benar dan jangan gampang percaya. Disaat pandemic seperti ini dimana banyak orang berinteraksi dengan dunia maya, data menjadi berharga, masyarakat harus waspada dan berhati-hati jangan mudah mengekspose data pribadi ke dunia maya,” ujarnya.

Baca Juga: Tidak Hanya Pelaku, Pembeli Sertifikat Vaksin Ilegal Juga Diamankan Polisi

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm