Berkurangnya rencana pemasangan sambungan listrik juga disebabkan oleh faktor lain seperti pemilik rumah yang sudah meninggal, dan lain sebagainya. Sujarwanto menuturkan, program sambungan listrik ini telah dilakukan sejak 2014, hingga tahun 2020 terhitung sudah terealisasi hingga 40.173 unit rumah yang mendapat sambungan listrik gratis.
Dari jumlah itu, pemasangan sambungan listrik terbanyak berada di wilayah Banyumas, dengan jumlah 3.200 unit, Wonogiri 2.450 unit, Cilacap 2.371 unit, Pati 2.137 unit, dan Blora 1.816 unit.
Diharapkan dengan adanya program listrik murah ini, produktivitas warga Jateng dapat mengalami peningkatan, sehingga kesejahteraan keluarga dapat tercapai. Dimana dengan adanya listrik, masyarakat dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang produktif seperti; menjahit, membuat kerajinan, dan kuliner.
Dijelaskan oleh Sujarwanto, pemasangan sambungan listrik pada tahun ini telah dilakukan dalam tiga bulan terakhir. Faktor adanya Covid-19 memicu kurang maksimalnya pengerjaan pemasangan sambungan listrik.
"Sampai akhir tahun saya optimis pada angka 10 ribuan (sambungan listrik)," terang Sujarwanto, Minggu (05/09/2021).
Sebelumnya, Dinas ESDM juga telah memberikan bantuan sosial kepada masyarakat berupa biogas yang telah terbangun sebanyak 81 unit sampai dengan triwulan II, dan ditargetkan menjadi 102 unit sampai akhir tahun 2021. Selain itu dalam upayanya memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pasokan listrik yang terjangkau, Pemprov Jateng juga telah mempersiapkan Pembangkit Listrik tenaga Surya (PLTS) Atap, untuk UMKM dan pondok pesantren.
Termasuk, pengembangan dan pemanfaatan gas rawa (Biogenic Shallow Gas) untuk rumah tangga di Kecamatan Penjawaran dan Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.
"Upaya ini sebagai stimulasi bagi pemulihan ekonomi sebagai dampak pandemi Covid-19," kata Sujarwanto, Minggu (05/09/2021).
Baca Juga: Pengaruh Media Sosial di Masa Pandemi (Lapak Ganjar Bantu UMKM)