Makassar, Sonora.ID - Meski kasus covid-19 di Sulsel kini mulai terkendali, namun penularan virus tetap harus diwaspadai.
Menurut Ahi Epidemiologi Universitas Hasanuddin Prof Ridwan Amiruddin, situasi Sulsel belum sepenuhnya aman. Salah satu indikatornya adalah angka positify rate Sulsel masih berada di kisaran 8 persen.
Sementara, berdasarkan standar WHO, suatu wilayah dianggap terkendali dari Covid-19 jika positify ratenya sudah di bawah 5 persen.
"Atau kita bisa melihat assessment dilakukan Kementerian Kesehatan yang menempatkan Sulsel pada kategori 3 dan kalau kita lihat dari sisi zonasi ada tiga Kabupaten yang merah yang lainnya orange," ujar Prof Ridwan saat dihubungi via telepon.
Baca Juga: Pemkot Makassar Mewaspadai Varian Baru Covid-19 Bernama 'Mu'
Olehnya itu, kata Prof Ridwan, masih perlu upaya ekstra untuk terus mengontrol penularan pada tingkat komunitas atau kelompok.
Sebab, angka penularan virus beberapa kabupaten di Sulsel masuk dalam kategori tidak terkendali.
"Pada beberapa Kabupaten yang masuk zona merah kemarin asesmentnya masuk level 4 itu masuk kategori tidak terkendali," jelasnya.
Prof Ridwan menambahkan, hal lain yang juga perlu diantisipasi adalah kemungkinan peningkatan kasus corona gelombang ketiga.
Terlebih, beberapa negara saat ini mulai menghadapi gelombang ketiga covid-19 yang ditandai munculnya varian virus baru.
Baca Juga: Belum Kelar Delta, Kini Muncul Varian Virus Corona Mu yang Disebut Kebal Vaksin Covid-19
Menurut Prof Ridwan, dari sisi pendekatan epidemologi, peningkatan kasus Covid-19 gelombang ketiga bisa terjadi jika indikatornya terpenuhi.
"Yang pertama, kepatuhan terhadap protokol kesehatan menurun. Kemudian mutan baru dari Covid-19 mengalami peningkatan yang tidak terkendali. Indikator itu menjadi patron global,"terangnya.
Bahkan, ia menegaskan, tingginya cakupan vaksinasi tidak akan menjamin suatu wilayah bisa bebas dari virus jika indikator pencegahan penaularannya diabaikan.
"Jadi ini kita harus tetap waspada, jangan meninggalkan protokol kesehatan terutama masker kemudian tetap bagaimana supaya varian-varian baru ini tidak menjadi ancaman baru," tegasnya.
Baca Juga: Isu Vaksinasi Sebabkan Varian Baru Covid-19? WHO Angkat Bicara