Sonora.ID - Berinvestasi menjadi salah satu tren yang berkembang di berbagai kalangan belakangan ini.
Tujuan berinvetasi juga tidak jarang sangat kabur, seperti hanya untuk mengakumulasi kekayaan tanpa paham betul apa yang bisa diperoleh dengan akumulasi tersebut.
Padahal, secara normatif akumulasi kekayaan merupakan cara untuk memenuhi kebutuhan primer dalam jangka waktu dekat (present) tanpa mengorbankan kekayaan di masa mendatang.
Selain memerlukan tujuan yang visioner, berinvestasi memerlukan kontekstualisasi.
Kontekstualisasi ini berarti memahami apa yang kamu butuh dan inginkan tanpa harus menyamakan dengan orang lain.
Baca Juga: Menko Luhut: PPKM Jawa-Bali diperpanjang hingga 13 September 2021
Misalnya, ketika kamu dan temanmu sama-sama ingin memiliki rumah, tentu ada beberapa perbedaan.
Seperti dalam jangka waktu kapan kamu dan temanmu akan membeli rumah.
Bisa saja kamu ingin memiliki rumah dalam kurun waktu 5 tahun, sementara temanmu ingin memiliki rumah 3 tahun lagi dan dengan cicilan tercepat.
Pun, dengan perbedaan durasi tersebut kembali memunculkan berbagai opsi untuk melakukan investasi.
Dari berbagai pilihan tersebut, sudah sebaikya kamu memilih 1 hingga 2 jenis.
Baca Juga: Felicia Putri Ungkap 3 Poin yang Perlu Dipertimbangkan Investor Muda
"Jangan berinvestasi di semua tempat tapi tidak mengerti secara spesifik. Pilih satu hingga dua tapi pelajari secara mendalam. Jangan jadi kolektor, semua asal punya tapi gak ngerti sama sekali," kata Investment Storyteller terkenal Felicia Putri Tjiasaka dalam webinar 'Cerdas Atur Uang Ala Millenial' yang diselenggarakan oleh Radio Motion FM (26/08/21).
Lebih lanjut, Felicia juga mengatakan bahwa pemetaan tujuan berinvestasi ini, selain perlu melihat kebutuhan pribadi, juga perlu memerhatikan dua pertimbangan berikut:
1. Jangka waktu
Membicarakan tujuan paling mudah itu dipertimbangkan berdasarkan waktu.
Semakin singkat jangka waktunya, risikonya juga semakin kecil.
Karena waktu singkat tersebut pula, Felicia menegaskan agar risiko investasinya juga harus minim.
Baca Juga: Luhut: PPKM Diperpanjang Mulai 31 Agustus, Mal Buka Sampai Jam 9 Malam & Dine In 50 Persen
Jangka waktu ini kembali menjadi 3 bagian, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Jangka pendek didefinisikan sebagai tujuan atau mimpi yang kurang dari satu tahun.
Hal ini bisa berupa dana darurat, liburan 2021, atau membeli handphone baru.
Untuk berinvestasi dengan durasi minim tersebut, opsi yang bisa kamu pilih adalah reksadana pasar uang, deposito tabungan.
Yang kedua adalah jangka menengah atau mimpi yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai 5 tahun.
Contohnya adalah umroh di tahun 2023, menikah 2 tahun lagi.
Pilihan investasi yang bisa kamu pilih dapat berupa reksadana pendapatan tetap, obligasi negara, emas, dan peer to peer (P2P) landing.
Yang terakhir adalah tujuan jangka panjang, yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam kurun waktu lebih dari 5 tahun.
Biasanya tujuan ini berorientasi pada kebutuhan yang membutuhkan pendanaan besar.
Misalnya ingin menempuh pendidikan magister, membeli rumah sendiri, dan mencapai financial freedom.
Opsi investasi yang bisa kamu pilih adalah saham, reksadana saham, franchise, bisnis, properti, dan peer to peer.
Baca Juga: Dongkrak Perekonomian Jabar, 76 Ekonom Bicara Pemulihan Ekonomi Di Wjes 2021
2. Risiko yang akan ditempuh
Dalam mempertimbangkan risiko investasi, kita perlu mengenal karakter diri kita seperti apa dan mampu mendefinisikan diri kita.
Untuk memudahkan kamu dalam mengenal dirimu, kamu bisa menjawab 5 pertanyaan profil risiko yang dijelaskan oleh Felicia:
Kamu bisa ikut menjawab pertanyaan tersebut dan sesuaikan jawabanmu dengan penjelasan oleh Felicia dengan menyimak siarannya di video berikut!
Selamat menjawab!
Baca Juga: Jabar Kini Miliki Ekosistem Investasi untuk Peningkatan Investasi Jabar Juara