Sonora.id - Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar asesmen nasional (AN) sebagai salah satu solusi pengganti Ujian Nasional (UN).
AN merupakan sistem yang dibangun sebagai bentuk evaluasi dari dampak dari pandemi Covid-19 pada kondisi Pendidikan di Indonesia.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek, Anindito Aditomo meminta kepada orang tua siswa yang menjadi peserta AN untuk tidak perlu takut dan cemas dalam mempersiapkan anaknya menghadapi asesmen.
Karena dalam AN, tidak ada lagi siswa yang lulus atau tidak lulus. Kemdikbud hanya ingin memotret secara kolektif, bukan individu.
Baca Juga: Ini Pesan Dirjen Pauddikdasmen Bagi Pelajar Hadapi Masa Pandemi
Jadi, apabila skor kolektif sekolah rendah, skor tersebut yang akan menjadi bahan evaluasi bagi sekolah.
“Karena tidak ada dampaknya pada siswa, orang tua jadinya sama sekali tidak perlu cemas untuk menghadapi Asesmen Nasional," ujar Anindito dalam Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar Episode 5 dengan tema "Asesmen Nasional, Paradigma Baru Evaluasi Pendidikan Nasional", Senin (6/9/2021).
Anindito menjelaskan, AN tidak diikuti oleh siswa tingkat akhir, seperti siswa kelas 6 SD, 9 SMP, atau 12 SMA.
Tetapi diikuti oleh siswa angkatan tengah, seperti siswa kelas kelas 5 SD, 8 SMP, dan 11 SMA.
AN juga tidak wajib diikuti oleh seluruh siswa di sekolah, karena peserta AN hanya bersifat sampel siswa dari setiap sekolah yang dipilih secara acak oleh Kemendikbudristek.
Baca Juga: Bunda, Ini Alasan Pentingnya Asesmen Nasional bagi Pendidikan Anak
AN juga hanya menilai tiga komponen penting acuan pengukuran, antara lain Asesmen Kompetensi Minimum, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
“Jadi untuk murid, guru, ataupun sekolah tidak perlu melakukan persiapan khusus untuk meningkatkan skor Asesmen Nasional. yang perlu dilakukan hanya refleksi dan evaluasi untuk sekolah dan dinas Pendidikan. Jadi satu-satunya persiapan yang perlu adalah persiapan teknis, seperti alat komputernya, jaringan internet, dan aplikasinya,” jelas Anindito.
Meski demikian, Anindito kepada orang tua siswa peserta AN untuk mempersiapkan 4 hal untuk anak-anaknya, antara lain:
Baca Juga: Kemendikbudristek Minta Kepala Daerah di Wilayah PPKM Level 1 Hingga 3 Gelar PTM Terbatas
1. Cari informasi
Orang tua dapat mencari informasi dari sumber yang benar, seperti laman website Pusat Asesmen dan Pembelajaran (Pusmenjar) Kemendikbudristek dan akun-akun media sosial lainnya.
2. Cek konsepsi
Ajak anak dan guru berdiskusi untuk menggali pemahaman tentang Asesmen Nasional. Orang tua juga dapat menyampaikan informasi yang tepat, dan bila terdapat ketidakpahaman pada anak, maka orang tua bisa melakukan koreksi padanya.
3. Menjadi teman belajar
Asesmen Nasional berbeda dengan Ujian Nasional, orang tua tidak perlu membeli buku, apalagi mendaftarkan anak di bimbingan belajar (bimbel) untuk mempersiapkan Asesmen Nasional.
Orang tua dapat menjadi teman belajar anak, menumbuhkan kecintaan pada buku, dan dunia bacaan.
Karena Asesmen Nasional arahnya bukan ketuntasan penyampaian materi, melainkan pengembangan karakter dan kompetensi.
Selain itu, orang tua juga dapat memfasilitasi hobi anak yang mengasah nalar dan karakter anak. “Jadi, sangat mendasar," pungkas Anindito.
4. Ajak kolaborasi
Terakhir, orang tua dapat mengajak guru di sekolah untuk berefleksi untuk merumuskan apa yang sekiranya perlu dilakukan agar pembelajaran lebih efektif dalam membantu anak bernalar dan berkarakter.
Refleksi dalam persiapan Asesmen Nasional ini juga dapat dilakukan untuk menggali bagaimana cara mengubah paradigma "ketuntasan materi" menjadi "pengembangan kompetensi”.
Baca Juga: Kemendikbudristek: Pentingnya Literasi Digital Bagi Satuan Pendidikan