Sonora.ID - Memperingati Hari Rabies Sedunia yang jatuh setiap tanggal 28 September, Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumsel menggelar serangkaian kegiatan.
“Kegiatan vaksinasi gratis, edukasi, juga sterilisasi hewan di setiap klinik di Sumsel. Ada 36 klinik yang sudah terdaftar dan dilaksanakan secara serentak,” ujar Dr. drh. Jafrizal, ketua PDHI kepada Sonora (06/09/2021).
Saat ini di Sumsel masih terjadi kasus rabies aktif terutama di kabupaten kota. Kasus rabies masih ada di Muaraenim dan Pali.
“Masih ada kasus yang dilaporkan, masih perlu mewaspadai karena bisa menular ke daerah lain,” tukasnya.
Baca Juga: Konsep Menyehatkan Manusia Melalui Kesehatan Hewan
Rabies tidak boleh ada di satu daerah atau harus zero kasus, baru dikatakan bebas rabies. Palembang kasus gigitan cukup tinggi namun untuk kasus aktif belum ada. Kota Palembang mencanangkan bebas rabies 2024, sementara Indonesia 2030.
Agar suatu daerah terbebas dari rabies maka harus terkendalinya populasi anjing liar, menghentikan reproduksinya, 70% anjing divaksin agar tercipta herd imunity, sehingga tidak ada kasus rabies.
PDHI mengalami kesulitan mendata jumlah pemilik hewan, perlu dukungan pemerintah mulai dari RT, lurah dan camat untuk mendatanya.
“Di plaju akan diselesaikan. 90 % akan divaksin semua. Di Sumsel sulit untuk mencapai 70% karena masih perlu diupdate datanya,” ujarnya.
Anjing rabies memiliki gejala, tidak mengenali pemiliknya, lebih ganas atau pemarah, menggigit apa saja yang bergerak, mengeluarkan air liur yang tidak terkontrol, takut cahaya dan air, biasanya keluar pada malam hari. Pada siang hari akan bersembunyi di kolong-kolong gelap. Malam hari keluar dan mengigit.
Baca Juga: Peringati Hari Rabies Sedunia, DPKP Palembang Lakukan Vaksinasi dan Sterilisasi Gratis
“Waktunya 1 hingga 14 hari proses dimulai. Sakit tubuhnya, jadi galak, mengigit, tidak berjalan lama akan lumpuh dan mati,” tukasnya.
Bagi pemilik hewan sebaiknya memberi makan cukup anjing peliharaannya, diberi vaksin satu tahun sekali, jangan dilepas atau liar, bila tidak ingin bertambah banyak harus disterilisasi.
Bila seseorang digigit anjing yang dicurigai rabies, sebaiknya anjing itu dievakuasi, dikarantina. Bila anjing rabies maka ia tidak mau makan dan minum karena takut air. Setelah mengigit tidak lama kemudian akan mati sendiri.
“Orang yang digigit, virus rabies akan berjalan tergantung dari jauh dekatnya dengan pusat syarat. Bisa 3 bulan atau setahun. Orang yang digigit harus dibawa ke faskes yang menyediakan anti tetanus atau anti rabies atau serum rabies sar. Bersihkan luka gigitan dengan air mengalir, beri alcohol atau betadine dan bawa ke faskes. Bila rabies sudah muncul gejala maka tidak ada obatnya pasti meninggal. Sebelum mucul itu harus diantisipasi dengan memberi serum rabies,” ujarnya.
Baca Juga: Tumbuhnya Kesaran Masyarakat, Gigitan Anjing Rabies pada Semester Pertama 2020 Nihil
Anjing liar masih banyak terdapat di perbatasan Palembang dengan daerah lain. Seperti di Sukarami perbatasan dengan banyuasin, Jakabaring dengan Palembang. Populasi anjing liar bisa berkurang karena ada komunitas pengkonsumsinya seperti lapo.
“Kepada masyarakat yang memiliki anjing diharapkan memberikan vaskin, sebab bila tidak akan sulit mengendalikan penyakit rabies ini. Silahkan datang ke dokter hwan atau komunitas dokter hewan karena vaksin diberikan secara gratis oleh pemerintah. Rawat hewannya, batasi populasinya beri makan yang baik dan jangan dibuang bila tidak menginginkannya lagi,” tutupnya.