Palembang, Sonora.ID - Masih banyaknya anak yang putus sekolah dan tidak bisa membaca membuat angka buta huruf di Sumatera Selatan terbilang tinggi, sehingga butuh penanganan serius dari pemerintah daerah setempat.
Duta Baca Sumatera Selatan, Firman Freaddy Busroh, mengungkapkan, upaya yang serius sangat dibutuhkan untuk menjangkau anak-anak buta aksara yang sebagian besar berada di daerah terpencil, sehingga kondisi ini pun menjadi Pekerjaan Rumah (PR) yang belum terselesaikan.
Firman mengatakan, sulitnya akses pendidikan dan minimnya fasilitas baca menjadi faktor penyebab masih rendahnya tingkat literasi di Sumatera Selatan.
Kondisi pandemi pun turut membuat masyarakat semakin sulit untuk mendapatkan sarana dan fasilitas pendidikan.
Baca Juga: Teten Masduki : Kolaborasi dengan Perpusnas Tingkatkan Literasi UMKM
“Di era pandemi seperti saat ini sekolah dibatasi, ini jadi problematika utama juga. Beberapa anak tidak bisa sekolah karena tidak memiliki gadget, kuota (internet-red) atau perekonomian keluarga yang terdampak,” ujar Firman, Rabu (08/09).
Menurut Firman, Pemerintah bersama stakeholder terkait perlu membangun sinergi untuk menjangkau anak-anak yang masih belum melek huruf.
Adapun salah satu cara yang dapat ditempuh dengan menyediakan sarana perpustakaan berjalan.
“Kami berharap di setiap kabupaten kota memiliki perpustakaan berjalan sehingga bisa menjangkau ke daerah terpencil. Tidak hanya untuk fasilitas baca anak-anak tapi juga memberikan semangat kepada guru di sana,” tukas Firman.
Baca Juga: Pengamat Sosial: Kebocoran Data Level Presiden Memprihatinkan
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sumpah Pemuda (STIHPADA) Palembang ini pun mendorong semua pihak lebih proaktif untuk berkontribusi dalam membantu sarana dan fasilitas baca.
“Untuk itu kami menghimbau kepada masyarakat bila memiliki buku yang tidak terpakai untuk disumbangkan kepada anak-anak yang tidak mampu,” tutupnya.