Upacarai Motor dan Mobil Saat Tumpek Landep, Sudah Sesuai Makna atau Menyimpang?

11 September 2021 11:35 WIB
Mengupacarai Sepeda Motor atau Mobil saat Perasaan Tumpek Landep
Mengupacarai Sepeda Motor atau Mobil saat Perasaan Tumpek Landep ( )

Denpasar, Sonora.ID - Umat Hindu hari ini, Sabtu (11/9/2021) merayakan Hari Suci Tumpek Landep.

Perayaan ini jatuh setiap Saniscara/hari sabtu Kliwon wuku Landep, sehingga secara perhitungan kalender Bali, hari raya ini dirayakan setiap 6 bulan sekali atau 210 hari sekali. 

Kata Tumpek sendiri berasal dari "Metu" yang artinya bertemu, dan "Mpek" yang artinya akhir, maka Tumpek merupakan hari pertemuan wewaran Panca Wara dan Sapta Wara, dimana Panca Wara diakhiri oleh Kliwon dan Sapta Wara diakhiri oleh Saniscara (hari Sabtu).

Kemudian, kata Landep sendiri mengandung pengertian Tajam atau ketajaman, sehingga Tumpek Landep adalah merupakan suatu ungkapan rasa terima kasih umat Hindu khususnya di Bali terhadap Sang Hyang Widi Wasa yang turun ke dunia dan memberikan ketajaman pemikiran kepada manusia.

Baca Juga: Sama-sama Evaluasi Tapi Beda Hasil, Banjarmasin Bertahan di Level IV

Adapun ketajaman itu layaknya senjata yang berbentuk lancip/runcing seperti keris, tombak dan pedang.

Mengutip dari postingan Ida Pedanda Gede Made Gunung saat masih nyeneng (semasih hidup), dalam konteks filosofis, Tumpek Landep merupakan tonggak penajaman, citta, budhi dan manah (pikiran).

Dengan demikian umat selalu berperilaku berdasarkan kejernihan pikiran dengan landasan nilai - nilai agama.

Dengan pikiran yang suci, umat mampu memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk.

Baca Juga: Menko Luhut: PPKM Jawa-Bali diperpanjang hingga 13 September 2021

Selain itu, dijelaskan bahwa, Tumpek Landep merupakan hari raya pemujaan kepada Sang Hyang Siwa Pasupati sebagai dewanya taksu.

Jadi, setelah memperingati Hari Raya Saraswati sebagai perayaan turunnya ilmu pengetahuan, umat memohonkan agar ilmu pengetahuan tersebut bertuah atau memberi ketajaman pikiran dan hati.

Pada rerainan Tumpek Landep juga dilakukan upacara pembersihan dan penyucian aneka pusaka leluhur seperti keris, tombak dan sebagainya sehingga masyarakat awam sering menyebut Tumpek Landep sebagai otonan besi.

Baca Juga: Perpani Bali Targetkan 2 Medali Emas di pada Ajang PON XX Papua

Namun seiring perkembangan jaman, makna tumpek landep menjadi bias dan semakin menyimpang dari makna sesungguhnya.

Sekarang ini masyarakat justru memaknai Tumpek Landep lebih sebagai upacara untuk motor, mobil serta peralatan kerja dari besi.

"Sesungguhnya ini sangat jauh menyimpang. Boleh saja pada rerainan Tumpek Landep melakukan upacara terhadap motor, mobil dan peralatan kerja namun jangan melupakan inti dari pelaksanaan Tumpek Landep itu sendiri yang lebih menitik beratkan agar umat selalu ingat untuk mengasah pikiran (manah), budhi dan citta. Dengan manah, budhi dan citta yang tajam diharapkan umat dapat memerangi kebodohan, kegelapan dan kesengsaraan," terang Ida Pedanda Gede Made Gunung.

Baca Juga: Pernah Nonton Tari Kecak di Bali? Ini Asal Usul dan Makna yang Dikandungnya

Dijelaskan, Ritual Tumpek Landep sesungguhnya mengingatkan umat untuk selalu menajamkan manah sehingga mampu menekan perilaku buthakala yang ada di dalam diri.

Jika menilik pada makna rerainan, sesungguhnya upacara terhadap motor, mobil ataupun peralatan kerja lebih tepat dilaksanakan pada Tumpek Kuningan, yaitu sebagai ucapan syukur atas anugerah Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas sarana dan prasara sehingga memudahkan aktivitas umat, serta memohon agar perabotan tersebut dapat berfungsi dengan baik dan tidak mencelakakan.

Tumpek Landep adalah tonggak untuk mulat sarira / introspeksi diri untuk memperbaiki karakter agar sesuai dengan ajaran - ajaran agama.

Ida Pedanda Gede Made Gunung menyampaikan bahwa pada rerainan Tumpek Landep hendaknya umat melakukan persembahyangan di sanggah/ merajan serta di pura, memohon wara nugraha kepada Ida Sang Hyang Siwa Pasupati agar diberi ketajaman pikiran sehingga dapat menjadi orang yang berguna bagi masyarakat.

Pada rerainan tumpek landep juga dilakukan pembersihan dan penyucian pusaka warisan leluhur.

Baca Juga: Bali Masih Level IV, Tim Yustisi Denpasar Galakan Penertiban Prokes

Bagi para seniman, Tumpek Landep dirayakan sebagai pemujaan untuk memohon taksu agar kesenian menjadi lebih berkembang, memperoleh apresiasi dari masyarakat serta mampu menyampaikan pesan - pesan moral guna mendidik dan mencerdaskan umat.

Jadi sekali lagi ditegaskan, Tumpek Landep bukan rerainan untuk mengupacarai motor, mobil ataupun perabotan besi, tetapi lebih menekankan kepada kesadaran untuk selalu mengasah pikiran (manah), budhi dan citta untuk kesejahteraan umat manusia.

"Boleh saja pada rerainan Tumpek Landep mengupacarai motor, mobil dan sebagainya sebagai bentuk syukur namun itu adalah nilai tambahan saja. Jangan sampai perayaan rerainan menitik beratkan pada nilai tambahan namun melupakan inti pokok dari rerainan tersebut," pungkas Ida Pedanda Gede Made Gunung.

Baca Juga: Gubernur Koster Tinjau Langsung Pembangunan Pelabuhan Sanur Denpasar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm