Masih ingat lagu berjudul “Di Radio” karya Gombloh yang meledak di pasaran karena liriknya sangat ‘dekat’ dengan kehidupan keseharian kita.
“Di radio, aku dengar, lagu kesayanganmu, kutelepon di rumahmu, sedang apa sayangku kuharap engkau mendengar dan kukatakan rindu. Malam minggu pukul tujuh aku apel di rumahmu, kubersiul dan bernyanyi membayangkan dirimu. Bercanda dan bercumbu duduk berdua denganmu…"
Lagu ini meledak di radio pada tahun 1986 dan sukses mengangkat nama Gombloh ke puncak kariernya.
Saat itu, penjualan album lagu Gombloh ini mencapai 500.000 kaset dan menjadi lagu yang paling banyak diminta pendengar saat itu.
Baca Juga: Sonora Berbagi Sebagai Bentuk Apresiasi Kepada Nakes di Masa Pandemi
Ada juga lagu yang liriknya menggambarkan peran Radio, yang dibawakan oleh Kelompok Musik Queen, yang fenomenal dan meledak di pasar dunia.
Lagu ini ditulis oleh penabur drum Kelompok Musik Queen, Roger Taylor.
Lagu ini berisi kritik dan komentarnya mengenai media televisi yang mengambil alih media radio.
Kala itu, anak-anak muda mulai sering menonton televisi dan perlahan melupakan radio.
“You had your time, you had the power
You've yet to have your finest hour
Radio (radio)
All we hear is radio ga ga, Radio goo goo, Radio ga ga
All we hear is radio ga ga, Radio blah blah, Radio, what's new?
Radio, someone still loves you….”
Lirik lagu ini terasa semakin relevan di era disrupsi digital yang menjadi tantangan bagi media radio.
Baca Juga: Suara Redaksi Sonora: Bergerak Bersama Pulihkan Indonesia