Keenam musuh tersebut adalah, kama yaitu hawa nafsu yang tidak terkendalikan, loba yaitu sifat ketamakan, Sifat ini selalu ingin mendapatkan yang lebih.
Selanjutnya, krodha yaitu marah yang tak terkendalikan atau melampaui batas. Lalu, mada yaitu mabuk yang membawa kegelapan pikiran.
Selanjutnya adalah sifat moha yaitu kebingungan dan kurang mampu berkonsentrasi sehingga membuat tidak dapat menyelesaikan tugas dengan baik.
Terakhir, matsarya yaitu iri hati yang akhirnya menyebabkan permusuhan. Keenam musuh tersebut dilambangkan dengan mengikir atau merapikan 6 gigi pada rahang atas, yaitu empat gigi seri dan dua gigi taring kanan dan kiri.
Baca Juga: Upacarai Motor dan Mobil Saat Tumpek Landep, Sudah Sesuai Makna atau Menyimpang?
Upacara Potong Gigi ini akan dilaksanakan oleh pria maupun wanita. Biasanya upacara ini akan dijalankan bagi wanita setelah mendapatkan menstruasi pertama, bagi pria dapat dilakukan setelah mengalami perubahan suara.
Selain itu, bagi wanita hamil tidak diizinkan mengikuti upacara ini. Menurut kepercayaan, wanita yang tengah mengandung membawa janin yang suci. Sedangkan saat Potong Gigi, seseorang berada dalam fase cuntaka (Tidak Suci)
Upacara Potong Gigi ini bisa dikatakan tidak menghabiskan biaya yang sedikit, sehingga banyak orang yang menunda proses upacara ini. Namun, tak kehilangan ide, masyarakat bali juga menyiasatinya dengan melakukan Upacara Potong Gigi secara massal. Biasanya, upacara ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan Upacara Pernikahan, dan Upacara Ngaben.