Kurang gizi
“Kurang gizi, kalau tidak ditambah dengan jenis protein atau sayur-sayuran yang lain, atau buah dan sayur, jadi cuma benar-benar makannya nasi putih plus mie instan, enggak pakai apa-apa lagi,” jelas dr. Santi.
Pihaknya menyarankan agar tidak hanya memperhatikan porsi nasi dan mie pada saat dikonsumsi bersamaan, tetapi juga melengkapi hidangan tersebut dengan protein dan gizi lainnya.
Pasalnya, makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung gizi lengkap dan seimbang.
“Walaupun di dalam mie instan sebetulnya ada proteinnya, tapi sangat sedikit,” sambungnya.
Baca Juga: Mitos atau Fakta: Air Rebusan Mi Instan Berbahaya karena Mengandung Lilin
Hipertensi
“Kemudian potensi lainnya adalah hipertensi, jika tidak mengamati asupan total dari garam. Di dalam mie instan ada garam dapurnya, ada MSGnya. MSG itu termasuk salah satu jenis yang dihitung sebagai garam,” jelas dr. Santi.
Karena MSG dihitung sebagai garam, maka penggunaan garam dan MSG di dalam mie instan tersebut sudah seharusnya mengikuti pembatasan dari Kemenkes, yaitu 1 sendok teh per hari.
Sayangnya, di dalam mie instan jatah natrium untuk sehari sudah dipakai sekitar 60-120 persen.
“Itu bisa bikin hipertensi,” tegasnya.
Baca Juga: Dianggap Bikin Cepat Lapar, Bolehkah Makan Mi Instan Saat Sahur?