Sonora. ID – Tidak dapat disangkal bahwasanya selama pandemi ini justru mendorong banyak orang untuk menjadi investor baru.
Meskipun perlu diapresiasi, investor baru ini seringkali luput dan malah ‘terjun bebas’.
Lepas kendali ini salah satunya didorong oleh emosi para investor baru yang tidak begitu dapat dikendalikan.
Lalu, apa yang menjadi keterkaitan antara emosi dengan investasi?
Investor muda umumnya selalu khawatir akan fluktuasi saham, utamanya ketika saham turun.
Hal ini diakibatkan karena kamu membeli saham tanpa ada dasar pengetahuan dan tujuan.
Atau bahkan kamu hanya mengikuti kata orang dan/atau tren.
Baca Juga: 3 Kunci yang Harus Industri Perbankan Miliki Guna Lindungi Nasabah
“Padahal sebetulnya pasar memang bergerak secara acak,” jelas Ryan Filbert dalam siaran ‘Pentingnya Kendalikan Emosi Saat Berinvestasi’ yang mengudara di Radio Smart FM (21/07/21).
Lebih lanjut, Praktisi dan Inspirator Investasi tersebut menegaskan bahwasanya alasan atau landasan berinvestasi merupakan hal yang paling penting bagi para pemula.
Jika kamu hanya mengikuti tren, maka kamu bukan seorang investor, melainkan pebisnis atau pedagang.
Ryan menyarankan agar hal yang harus kita pegang sebagai investor adalah pandangan akan ‘pasar yang bersifat sementara’ sehingga ketika kondisinya sedang turun, kita tahu kalau itu hanya berlaku secara temporer dan akan segera menyesuaikan kembali.
Lebih spesifik, Ryan memaparkan sudut pandang yang harus dimiliki sebagai investor pemula:
1. Tentukan tujuan
Tujuan ini dapat kamu temukan sesederhana dengan menjawab pertanyaan, “apa yang ingin lakukan dengan uang yang kamu peroleh dari investasi?”.
Baca Juga: Calon Investor Harus Cerdas, Perhatikan 2 Hal Ini Sebelum Berinvestasi
2. Jangan bucin pada instrumen investasi yang kamu miliki
Hal yang pasti dalam berinvestasi adalah kamu harus melihat rekam jejak perusahaan.
Jika kondisinya sudah tidak baik atau terus mengalami penurunan, maka sudah waktunya kamu untuk tidak mempertahankan investasimu di perusahaan tersebut.
"Jangan mudah jatuh cinta pada aset yang sudah kamu miliki," kata Ryan.
3. Pahami dasar investasi
Investasi pada dasarnya merupakan tabungan jangka panjang sehingga kamu tidak bisa mengharapkan hasil yang maksimal dari investasi apabila kamu masih memikirkan untuk mengambil keuntungan dalam jangka waktu pendek.
4. Refleksikan kejadian lampau
Sebagai investor ada baiknya kamu merefleksikan kondisi-kondisi reses seperti pada saat tahun 2008, 1998, atau 1930 berikut dengan pemahaman selama masa pemulihannya.
Cerita-cerita lampau tersebut menunjukkan bahwa untuk mendapatkan posisi harga terbaik dalam investasi tidak jarang ditemukan saat harga jatuh.
Baca Juga: Investasi Bangunan Tak Punya Regulasi Baku, Ryan Filbert: Pemerintah Harus Pikirkan Payung Hukumnya