Pemerintah Kota Medan sedang melakukan perencanaan revitalisasi Lapangan Merdeka menjadi RTH.
Wali Kota Medan, Bobby Nasution mengatakan, nantinya taman yang ada di pusat kota itu akan dikembalikan ke fungsi awal.
"Suara masyarakat selalu kita dengarkan, sebisa mungkin suara masyarakat, tugas kami di sini menjalankan yang diperintahkan oleh masyarakat. Masyarakat pengennya Lapangan Merdeka ingin dikembalikan fungsinya hijau. Tapi perlu saya sampaikan hijau tapi fungsi di dalamnya tidak boleh berkurang," ujar Bobby.
Dikatakannya, kepada pihak pengusaha yang mengelola Merdeka Walk (PT OIM) yang masih terikat kontrak akan diberikan kompensasi.
Ia juga mengatakan pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan pengelola.
"Itu kemarin saya minta pak wakil untuk berkomunikasi, dan untuk pengelolannya sejauh ini setuju untuk dipindahkan. Tinggal mereka menyampaikan kepada tenant-tenant. Ini sudah kita sampaikan, nanti kita pindahkan kita selalu mencoba, kita gak mau merugikan mereka yang sudah berkontrak. Kita pindahkan, kita kasih kompensasi," katanya.
Kompensasi yang diberikan, kata Bobby, bukan dalam bentuk uang melainkan perpanjangan kontrak di lokasi baru nantinya.
Bukan hanya Merdeka Walk yang dipindahkan, terang Bobby, pedagang buku di sisi timur Lapangan Merdeka juga akan direlokasi.
"Pokoknya apapun yang kita lakukan gak mungkin kita korbankan. Sudah kita pikirkan, pedagang bukunya nanti begitu kita revitalisasi ada tempat khusus yang kita siapkan," jelasnya.
Untuk pusat kuliner Kota Medan yang berada di kawasan Lapangan Merdeka akan direlokasi ke dua lokasi yang disiapkan, yakni Gedung Warenhuis dan Kesawan.
Meski demikian, Bobby mengakui wilayah Kesawan bukanlah aset dari Pemerintah Kota (Pemko) Medan. Sehingga ketika lokasi tersebut dijadikan tempat relokasi pedagang di Merdeka Walk perlu dikomunikasikan kepada pemilik lahan.
Berbeda dengan gedung Warrenhuis. Pemindahan ke lokasi itu lebih mudah, mengingat mal pertama di Medan itu adalah aset Pemko Medan.
"Tentunya sejauh ini masih kita pikirkan di Kesawan dan kawasan Warrenhuis, kita coba komunikasikan, karena tantangan kami gedung-gedung disitu kan bukan milik pemerintah, hanya Warrenhuisnya saja, bangunan di sepanjang kesawan itukan milik privat. Jadi kita komunikasikan, kita mengajaklah," ujarnya.
"Mudah-mudahan covid kita ini bisa kita terus menerus landai sampai beberapa tahun kedepan, bisa dibuat pagelaran seni budaya atau lain-lain bisa dipusatkan disana. Itu terus dipikirkan konsepnya, kita baru rapat mengenai hal itu," pungkasnya.
Menggandeng Arsitek
Sebelumnya, arsitek Suhardi Hartono memaparkan, pendekatan yang akan dilakukan dalam revitalisasi Lapangan Merdeka adalah history urban landscape.
"Revitalisasi nanti pendekatannya mengenai sejarah sebuah kota yang ada dalam sebuah landscape atau ruangan terbuka," tuturnya.
Hal itu disampaikannya pada pertemuan Paparan Desain Revitalisasi Lapangan Merdeka oleh Hartono Architect yang dipimpin Wali Kota Medan, Bobby Nasution, pada Selasa (14/9/2021).
Sedangkan konsep utamanya adalah pelestarian ruang kota bersejarah dan konteks dinimika rancang kota kontemporer.
Di samping itu, lanjutnya, revitalisasi ini mempertahankan signifikansi sejarah dan karakter Lapangan Merdeka, termasuk mempertahankan keberadaan pohon-pohon tua di sana.
"Dalam revitalisasi ini, juga dirancang tempat parkir yang akan dibangun di bawah tanah," pungkasnya.