Batik Plumpungan merupakan salah satu warisan budaya takbenda Indonesia dan karya seni kontemporer.
Motif batik ini diciptakan pada tanggal 23 Juli 2004. Adapun pencipta dari motif batik ini adalah Bambang Pamulardi yang berstatus sebagai salah satu PNS (Pegawai Negeri Sipil) Kota Salatiga.
Nama plumpungan berasal dari Prasasati Plumpungan yang sarat nilai filosofi dan sejarah bagi Salatiga.
Gagasan dasarnya ialah mengambil bongkahan batu tulis yang terdapat pada Prasasti Plumpungan.
Motif batik ini semula masih terbatas 5 macam, yaitu Selo Giri,Kupu-kupu, Kencono Sekar Plumpungan, Sekar Seling Pereng, dan Selo Temata.
Semakin kesini, dengan semakin meningkatnya kreatifitas pengrajin batik, motif Batik Plumpungan semakin beragam tanpameninggalkan pola dasar yang berupa bulatan kecil dan bulatan besar tersebut.
Sebenarnya selain Batik Plumpungan, di kota Salatiga juga mempunyai beberapa batik khas, diantaranya adalah Batik Selotigo, Batik Waturumpuk yang terinspirasi dari Waturumpuk yang menjadi ikon legendaris terjadinya kota Salatiga, Batik Lingga-Yoni yang terinspirasi dari batu Lingga dan Yoni yang tersimpan di lokasi Prasasti Plumpungan.
Batik sendiri merupakan kain khas nusantara yang wajib untuk dilestasikan. Dengan adanya kekhasan batik di Indonesia menjadikan ciri tersindiri yang kaya di tiap daerahnya.
Bagi Anda pecinta batik nusantara, jangan lupa berburu batik Plumpungan khas kota tertoleran di Indonesia ini.
Baca Juga: Berwisata di Kampung Batik Laweyan Solo, dari Hunting Foto hingga Belajar Membatik