Semarang, Sonora.ID - Kota Semarang merupakan salah satu kota yang dikenal sebagai kota multikultural yang menyimpan keberagaman budaya yang tradisi.
Keberagaman yang ada di Kota Semarang digambarkan dalam sebuah simbol atau ikon yang dikenal dengan sebutan Warak Ngendog.
Dulunya Warak Ngendog ini menjadi mainan anak-anak yang sangat populer di Kota Semarang. Warak Ngendog juga menjadi salah satu ikon yang wajib ada dalam perayaan Dugderan.
Perayaan Dugderan sendiri merupakan pasar rakyat yang diadakan di Pasar Johar setiap bulan Sya’ban dalam penanggalan Islam.
Perayaan ini diadakan setahun sekali untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Biasanya pada perayaan ini akan diisi oleh kegiatan pasar rakyat di jantung Kota Semarang.
Sebelum pandemi Covid-19, Dugderan biasa berlangsung selama seminggu sebelum memasuki puasa.
Puncak dari Dugderan sendiri adalah street festival dimana Warak Ngendog diarak di sepanjang jalan Pemuda, dari Masjid Kauman menuju Balai kota Semarang.
Baca Juga: Tenaga Kesehatan jadi Garda Terdepan Penanganan Covid-19
Sehari sebelum Ramadhan tiba, puncak Perayaan Dugderan akan digelar. Akan diadakan kirab yang diikuti oleh pasukan merah putih, drumband, warak ngendhog, warga yang memakai pakaian adat, meriam, dan berbagai kesenian lain dari Semarang
Warak Ngendog menjadi salah satu perwujudan dari akulturasi 3 etnis yang ada di Semarang yaitu Tionghoa, Arab, dan Jawa.
Warak Ngendhog tersebut berwujud hewan berkepala naga yang merupakan ciri khas etnis Tionghoa, bertubuh unta yang khas dari etnis Arab, dan memiliki kaki empat menyerupai kambing yang merupakan ciri khas dari etnis Jawa.
Bentuk Warak Ngendog yang unik dan menarik ini menjadi salah satu bentuk nyata dari keharmonisan warga Kota Semarang yang tetap rukun dan damai di tengah adanya keberagaman etnis dan budaya.
Dengan menjaga eksistensi dari Warak Ngendog, masyarakat Kota Semarang juga turut menjaga dan melestarikan keberagaman yang ada di Kota Semarang ini.
Baca Juga: Kampung Batik Jadi Salah Satu Destinasi Wisata di Kota Semarang