"Perpusnas dapat melakukan kerja sama dengan pihak yang memiliki tanggung jawab terhadap peningkatan literasi, seperti Kemendikbud dan Kemenristekdikti," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando mengatakan, Perpusnas sedang menjajaki kerja sama dengan Kemendikbud untuk mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Semua materi pembelajaran akan didigitalkan sehingga dapat diakses melalui iPusnas, Indonesia One Search dan Khastara.
"Menjadi peluang untuk peserta didik mendapatkan akses bahan bacaan. Sehingga materi pembelajaran dapat dilihat di perpustakaan digital milik Perpusnas," katanya.
Syarif Bando menegaskan, masalah rasio jumlah penduduk dengan buku yang terbit tiap tahunnya sangat jauh. Menurut UNESCO, idealnya tiga buku baru tiap orang setiap tahunnya, namun kondisi di Indonesia satu buku ditunggu 90 orang.
"Dengan segala keterbatasan anggaran, kami menerbitkan buku-buku ciri khas warna peradaban kita. Seperti naskah Lontar, naskah Panji dari Jawa Timur, maupun naskah Babad Diponegoro. Kami mohon menjadi perhatian Komisi X agar Perpusnas mendapatkan tambahan anggaran," tutupnya.
Syarif Bando juga menyatakan kesiapannya untuk mengimplementasi semua saran dan pandangan dari Komisi X DPR RI.