Sisi Lain Birokrasi: Menginap di Rumah Warga sampai Blusukan Elektronik

22 September 2021 19:10 WIB
Ganjar Pranowo saat berbincang dengan Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho dalam BEGINU S2 EP7: Ganjar Pranowo, Diplomasi Kaos Oblong, dan Perjalanan Merawat Akar.
Ganjar Pranowo saat berbincang dengan Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho dalam BEGINU S2 EP7: Ganjar Pranowo, Diplomasi Kaos Oblong, dan Perjalanan Merawat Akar. ( BEGINU by Kompas.com)

Sonora.ID - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo ungkap berbagai cara uniknya dalam menemukan hingga menyelesaikan permasalahan di masyarakat.

Melalui perbincangan dengan Wisnu Nugroho, Pemimpin Redaksi Kompas.com, dalam siniar BEGINU episode ketujuh yang berjudul Ganjar Pranowo, Diplomasi Kaus Oblong, dan Perjalanan Merawat Akar, ia menceritakan pengalaman lucu salah satu warganya.

Saat itu, dengan bekal dorongan dari pemerintah, seorang warga peserta pemberdayaan UMKM  mencoba peruntungan dengan memasarkan produk lokalnya ke jangkauan yang lebih luas.

Suatu hari tanpa disangka, ia mendapat panggilan telepon dari pembeli di Eropa yang tertarik dengan pesanannya.

Mendengar sapaan di balik telepon yang menggunakan bahasa asing, pemilik usaha tersebut sontak terdiam dan menutup telepon karena tidak mengerti bahasanya.

Dari sana, Ganjar menyadari bahwa para pemilik UMKM tidak dapat dilepas begitu saja dalam tahapan-tahapan sulit seperti perluasan jangkauan pemasaran.

Kejadian tersebut membuahkan keputusan Ganjar untuk membantu proses pemasaran produk UMKM melalui marketplace yang dikelola pemerintah.

"Pemerintah ketika membuat keputusan mesti based on interest mereka, kemudian evidence base yang kita miliki di mereka, dan deep assesment-nya ya, dari yang enteng-enteng," ungkapnya.

Sikap Ganjar dalam memandang permasalahan yang kompleks di birokrasinya ialah melalui pendekatan membumi yang ia sebut “receh”, termasuk dalam upaya menjelaskan aspek-aspek politik kepada rakyat.

Bahasa yang berat dan mendaki-daki amatlah dihindari karena sejatinya politik dapat menjadi asik.

Protes, usul, mengalah, merembuk atau duduk bersama adalah bentuk-bentuk keterlibatan masyarakat dalam politik.

Baca Juga: Pengaruh Media Sosial di Masa Pandemi (Lapak Ganjar Bantu UMKM)

Kerendahan Hati dan Aktivitas Merakyat

Ganjar mengakui, semenjak dulu ada segenap usaha yang ia lakukan demi mendekatkan diri dengan rakyat. Keliling dan menginap di rumah penduduk adalah salah satu aktivitas yang dilakukan.

Biasanya, saat menginap di satu rumah, warga sekitar akan berkumpul di titik tersebut untuk saling berbincang mengenai persoalan yang terjadi di lingkungan mereka.

Selain itu, dulunya setiap Rabu dan Kamis, Ganjar juga sering berkeliling untuk berbincang dengan warga. Aktivitas ini kemudian dikenal dengan sebutan “Ngopi bareng Mas Ganjar”.

Kegiatan santai tersebut memiliki agenda khusus, salah satunya setiap warga dapat melapor kendala yang mereka alami, mulai dari pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) hingga persoalan jalanan rusak. Menariknya, laporan warga itu pun segera mendapat penanganan di hari yang sama.

Hal ini ungkapnya adalah bentuk edukasi kepada masyarakat untuk mengenal bagaimana sebuah permasalahan diusut oleh pemerintah secara bertahap melalui unit-unit yang bertanggung jawab.

Upaya yang tidak kalah populer, yakni “blusukan  elektronik”—menerima laporan warga melalui media sosial—juga menjadi sumber inspirasi Ganjar dalam menyelesaikan permasalahan di masyarakat.

Ia berujar bahwa media sosial adalah upayanya dalam memelihara konstituen.

"Warga masyarakat itu terbiasa di medsos, kan. Medsos itu meeting point baru," kata Ganjar.

Blusukan elektronik itulah yang akhirnya menginisiasi kelahiran LaporGub, situs web dan aplikasi ponsel yang mengadopsi konsep tersebut.

LaporGub berhasil mendorong reformasi dalam birokrasi dengan memotong jarak antara masyarakat dan pejabat pemerintahan.

Masyarakat dapat menyuarakan keresahannya hingga mengawasi pekerjaan pemerintah.

Baca Juga: Unik! Wali Kota Semarang Kenalkan Ronda Online Melalui Sistem CCTV

“Birokrasi itu harus siap jadi babunya rakyat,” kata Ganjar mengingat pernyataannya saat berpidato untuk pertama kalinya sebagai Gubernur Jawa Tengah.

"Saya belajar dari Tukul. “Tukulisme” itu kan mengkritik diri sendiri," imbuhnya.

“Tukulisme”, gaya komedian Tukul Arwana yang seringkali mengolok-olok dirinya sendiri di depan publik, diungkap Ganjar sebagai salah satu inspirasinya dalam menyikapi kepemimpinannya.

Keberanian untuk merendahkan diri dan menerima olokan, atau dalam konteks birokrasi, yakni dengan mendengarkan rakyat dan bekerja sepenuhnya untuk melayani mereka.

Cerita ini dikutip dari episode tujuh di season kedua siniar BEGINU yang memuat perbicangan antara Ganjar Pranowo dan Wisnu Nugroho, jurnalis, penulis, dan pemimpin redaksi Kompas.com.

Dengarkan BEGINU di Spotify, Google Podcast, dan platform pemutar audio favorit Anda lainnya. Klik ikon di bawah untuk mendengarkan.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm