Sonora.ID - Pandemi Covid-19 menciptakan dilema di tengah masyarakat, terutama ketika terpapar penyakit ringan seperti flu, batuk, pilek, dan demam.

Segala penyakit diasosiasikan dengan Virus Covid-19 dan mendorong penderitanya untuk segera dibawa ke rumah sakit.

Permasalahan terkait kapan kita harus ke rumah sakit ini diluruskan oleh Dokter Mevin Handoyo, MKK dalam siaran Radio Sonora pada 19 Agustus 2021 lalu. 

Menurut Dokter Mevin, tidak semua penyakit harus dibawa ke rumah sakit.

"Jika memang gejalanya masih ringan dan tidak ada risiko ke arah kejang, itu tidak perlu. Jadi lebih baik dibawa ke klinik saja," jelas dokter lulusan Universitas Indonesia tersebut. 

Baca Juga: BOR Rumah Sakit Turun, Pemprov Sulsel Tetap Siagakan Fasilitas Isoter

Menurut Dokter Mevin, terdapat beberapa gejala atau tanda-tanda penyakit yang perlu segera dibawa ke rumah sakit:

1. Terindikasi red flag

Dari semua penyakit ada istilahnya red flag atau kapan kamu perlu mendapatkan penanganan profesional secara medis.

Misalnya seperti demam.

Jika masih bisa ditangani dengan obat-obat parasetamol yang bisa dibeli secara umum, kamu tidak perlu ke rumah sakit.

Namun jika konsumsi parasetamol tersebut tidak membuahkan hasil, sudah pasti kamu harus pergi berkonsultasi ke rumah sakit.

Baca Juga: 4 Cara Sehat Isolasi Mandiri bagi Pasien Bergejala Ringan Menurut Dokter

2. Faktor pasiennya

Misalkan seperti anak di bawah 5 hingga 6 tahun yang terkena demam tinggi, ada baiknya untuk segera membawanya ke rumah sakit.

Ini dikarenakan anak-anak dengan rentang umur tersebut cenderung mudah terkena kejang.

Jika demam ini dialami oleh orang dewasa, coba lah untuk mengandalkan parasetamol terlebih dahulu dan konsultasikan ke dokter jika tidak kunjung membaik.

Baca Juga: Ini yang Dirasakan Sekda Palembang Pasca Disuntik Vaksin

3. Perhatikan saturasinya

Dokter Melvin menyarankan agar kamu memiliki tabung oksigen agar dapat secara rutin mengecek saturasi.

Terlebih, tidak dapat dinafikan jika tabung oksigen saat ini sudah relatif lebih murah. 

“Sebisa mungkin punya karena sekarang banyak gejala yang hipoksianya tersembunyi, seperti saturasi turun tapi belum dibawa ke rumah sakit," jelas dokter sekaligus direktur Rumah Sakit SS Medika Hospital. 

Dalam penggunaannya juga perlu dilakukan secara hati-hati.

Perlu diatur nafasnya pelan-pelan dan ditunggu sampai kadar saturasi itu stabil.

Jangan sampai terjadi kepanikan.

Baca Juga: Juwita Bahar Pernah Koma Selema 15 Hari, Ini Efek Jika Tubuh Kurang Karbohidrat

4. Hilang kesadaran

Jika mengalami penyakit berupa serangan yang mendadak, sudah pasti kamu diwajibkan untuk segera membawanya ke rumah sakit. 

Serangan dadakan ini biasanya juga mengakibatkan menurunnya hingga hilangnya kesadaran.

Hilang kesadaran ini dapat dilihat sesederhana ketika kamu atau seseorang mulai berbicara tidak jelas atau seringkali tidak dapat merespons pembicaraan orang lain secara linear.

Diluar itu semua, saat ini dokter-dokter Indonesia berusaha mensosialisasikan terkait jenis-jenis pelayanan kesehatan yang bisa masyarakat kunjungi dan sesuaikan dengan gejala penyakitnya.

"Mana yang harus ke klinik saja, ke rumah sakit, dan mana yang harus ke rumah sakit rujukan," jelasnya Dokter Mevin.

Baca Juga: Sebuah Penelitian Ungkap Sakit Kepala Bisa Jadi Gejala Virus Corona