Heboh Kemitraan AUKUS: Indonesia Harus Memihak China Guna Menentang Pembuatan Kapal Bertenaga Nuklir

22 September 2021 16:30 WIB
Ilustrasi Indonesia memihak China dalam menentang kehadiran kapal selam bertenaga nuklir
Ilustrasi Indonesia memihak China dalam menentang kehadiran kapal selam bertenaga nuklir ( https://pixabay.com/photos/shaking-hands-handshake-hands-3091906/)

 

Sonora.ID - Perbincangan mengenai ancaman dari AUKUS kini sedang menjadi topik hangat yang dibahas oleh banyak orang.

AUKUS merupakan kemitraan keamanan dan pertahanan yang dibuat oleh Amerika Serikat, Australia, dan Inggris untuk membuat kapal selam bertenaga nuklir. Kapal selam tersebut digunakan sebagai bentuk keamanan bagi Indo-Pasifik dari pengaruh dominasi China.

Tetapi, AUKUS dan kapal selam tersebut malah menjadi suatu ancaman besar bagi Indo-Pasifik.

Mengapa demikian?

Berdasarkan penuturan Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., LL.M., Ph.D., saat diwawancarai perihal AUKUS melalui Sonora FM, kapal selam bertenaga nuklir yang dibuat oleh Australia bisa menjadi sebuah senjata perang yang sewaktu-waktu diluncurkan ketika Australia berada di posisi yang terdesak dalam menghadapi dominasi kekuatan China.

Baca Juga: Kelewat Canggih! China Ciptakan Matahari Buatan yang Panasnya 10 Kali Lipat dari Inti Matahari

China pun tidak mungkin diam saja ketika mengetahui Australia membuat kapal selam tersebut. Negara yang dikenal memiliki populasi terbanyak itu akan turut membuat senjata-senjata nuklir sebagai bentuk pertahanan dari ancaman.

Sehingga, hal tersebut akan memicu perlombaan dalam pembuatan senjata-senjata yang dapat memusnahkan eksistensi manusia.

Indonesia yang berada di posisi biogeografis Indo-Pasifik pun menjadi terancam dengan adanya lomba pembuatan senjata nuklir tersebut. 

Baca Juga: Heboh Pemakaian Masker, Driver Ojol Ini Pakai Masker Anti Nuklir

Hikmahanto mengatakan jika ada perang terbuka antara Australia dan China, maka Indonesia akan menjadi battle ground dari kedua negara tersebut. 

Lalu, apa yang harus Indonesia lakukan untuk menentang AUKUS saat ini?

Berhubung Indonesia sudah mendeklarasikan sebagai negara non-blok, maka Indonesia tidak dapat mengembangkan kekuatan nuklir sebagai bentuk pertahanan.

Menurut perkataan Hikmahanto, Indonesia tidak memiliki akses nuklir sebagai bentuk persenjataan dan sudah menandatangani perjanjian ASEAN sebagai kawasan bebas nuklir.

Sehingga, salah satu cara yang dapat ditempuh oleh Indonesia sebagai bentuk ketidaksetujuan atas kapal selam bertenaga nuklir adalah dengan meminta Australia untuk berhenti membangun kapal tersebut.

Baca Juga: Kemenperin Dorong Produksi Pindad Go Asean

Guru Besar Hukum Internasional ini juga mengatakan bahwa Indonesia dapat merapat kepada China yang menentang pembuatan kapal selam bertenaga nuklir tersebut.

Langkah tersebut mungkin dapat menyebabkan kebingungan di masyarakat karena Indonesia sempat merapat pada Amerika Serikat ketika memiliki masalah nine dash dengan China.

Tetapi, kemudahan Indonesia untuk bisa berpihak pada siapa pun yang benar merupakan bentuk seni dari menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif menurut Hikmahanto.

Politik luar negeri bebas aktif ini membuat Indonesia memiliki kekuatan untuk membuat Amerika Serikat merasa takut akan jatuhnya Indonesia ke tangan China di kemudian hari.

Menurut dugaan dari Hikmahanto, ketakutan Amerika Serikat ini akan membuat negara-negara yang menyetujui AUKUS membatalkan pembuatan kapal selam bertenaga nuklir oleh Australia.

Baca Juga: 'Generasi 90an: Melankolia' Bakal Tayang di Acara ASEAN Cinema Week

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm