Sonora.ID - Ketika pandemi virus corona masuk ke Indonesia, berbagai pihak masuk dalam daftar orang-orang yang dijaga lebih ekstra karena mudah terpapar virus dan akan memberikan dampak yang berbahaya bagi mereka.
Salah satunya adlaah anak berkebutuhan khusus atau ABK, mereka membutuhkan upaya dan berhatian lebih, yang berbeda dengan anak lainnya.
Hal yang sama juga disampaikan langsung oleh Plt Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Kartini Rustandi yang menyatakan bahwa pada dasarnya semua anak memiliki hak yang sama, seperti hak bertumbuh kembang, mendapatkan perlindungan, dan pengasuhan yang baik.
“Mereka juga merupakan generasi penerus bangsa yang dapat memberikan sesuatu bagi Indonesia, karena di balik keterbatasannya, mereka pasti memiliki kelebihan,” ungkapnya.
Baca Juga: Kapolda Sumsel Tinjau Pelaksanaan Vaksinasi Terapung di Dermaga BKB
Namun, ABK seperti namanya, memiliki kebutuhan yang khusus, dan perhatian yang lebih, ternasuk pada saat terpapar virus corona.
“ABK yang terinfeksi Covid-19 akan diberikan obat serta tindakan yang sama dengan masyarakat umum. Namun, tentu saja tenaga kesehatan akan mempertimbangkan banyak hal, karena anak ini membutuhkan perlakuan khusus,” sambung Kartini.
Karena termasuk sebagai pihak yang prioritas, maka sangat penting bagi ABK untuk menerima vaksin Covid-19, dengan memanfaatkan vaksin produksi Sinopharm hibah Raja Uni Emirat Arab.
Meski demikian, pihaknya menegaskan bahwa tidak menutup kemungkinan ABk pun mendapatkan merek lainnya, mengingat vaksin di Indonesia memiliki fungsi yang sama.
Senada dengan pernyataan tersebut, Founder London School Center For Autism Awareness, Prita Kemal Gani. Putri Prita adalah seorang ABK, yakni anak autistik, dan telah mendapatkan suntikan vaksin merek Sinovac di sentra vaksinasi Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Baca Juga: Pencarian ABK Kapal TB Mitra Jaya XIX, SAR Surabaya Turunkan Tim Penyelam
“Waktu itu, begitu ada pengumuman bahwa anak 12-17 tahun boleh disuntik vaksin, kami mengajak anak kami ke GBK, walaupun pada waktu itu vaksinasi diperuntukkan bagi masyarakat umum (bukan untuk ABK, red.). Di sana kami sampaikan bahwa anak kami adalah ABK. Setelah itu, kami langsung mendapatkan jalur khusus,” papar Prita.
Ia sangat menghargai layanan tersebut, mengingat ABK cenderung memiliki tingkat keresahan tinggi, tidak bisa menunggu atau berkumpul bersama banyak orang, juga mempunyai kesulitan komunikasi verbal.
Ketersediaan akses khusus tersebut tidak hanya berlaku bagi ABK. Prita menjelaskan, pada bulan April pihaknya mendapatkan undangan vaksinasi untuk kaum difabel di GBK.
Tidak berhenti di upaya vaksinasi, ikhtiar memberikan edukasi protokol kesehatan bagi ABK juga dinilai sangat penting dan dapat dilakukan dengan metode tertentu.
Baca Juga: Injak Kepala Warga Berkebutuhan Khusus, Panglima TNI Minta Pelaku Dicopot
“Anak-anak autistik sangat menyukai repetisi. Karena itu edukasi protokol kesehatan seperti memakai masker dan cuci tangan harus terus-menerus dilakukan. Setelah paham dan menjadikan itu sebagai kebiasaan yang diulang-ulang, mereka akan disiplin serta konsisten melaksanakan kegiatan tersebut,” jelas Prita.
Salah satu lembaga yang giat melaksanakan layanan vaksinasi bagi kaum difabel adalah i-SERVE Vaccine YCAB yang membuka sentra vaksinasi secara lantatur (drive thru). Ketua Umum i-SERVE Vaccine YCAB James Revelino menyatakan, pihaknya telah membantu vaksinasi lebih dari seribu orang ABK berusia 12-17 tahun, bekerja sama dengan Puskesmas Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
“Kami menyediakan metode drive thru, ruang vaksin terpisah, dan jalur khusus bagi para kaum difabel yang sulit melakukan vaksinasi bersama dengan masyarakat umum. Kami juga memberikan layanan antar jemput bagi mereka, bekerja sama dengan Blue Bird,” papar James.
Semua upaya ini dilakukan, agar setiap ABK bisa mendapatkan hak perlindungan kesehatan seperti anak-anak pada umumnya.
Begitu pula hak atas pendidikan dan kesempatan untuk berkembang, yang harus diwujudkan tidak hanya oleh keluarga dan orang tua, melainkan dengan bantuan pemerintah dan seluruh masyarakat.
Kita harus belajar menerima, memberikan kesempatan, menjaga perasaan dan mendukung anak-anak berkebutuhan khusus, karena mereka istimewa dan berharga. (*Adv)
Baca Juga: Hebat! 5 Seleb Ini Mengasuh Buah Hatinya yang Berkebutuhan Khusus Sepenuh Hati