Sonora.ID - Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) menyalurkan donasi pembaca Kompas dalam bentuk sembako untuk puluhan pelaku senin di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Sejumlah 200 paket sembako diserahkan oleh Forum Komunikasi Daerah (FKD) sekaligus Regional Manajer Gramedia Wilayah DIY, Jateng Selatan dan Solo, Tri Guntoro kepada perwakilan Seniman Purworejo.
Tri Guntoro mengatakan sebelumnya tahap pertama telah diserahkan sekitar 52 paket, Tri jiga berharap kegiatan ini dapat menginspirasi untuk membantu sesama.
Baca Juga: Kepedulian Pembaca Kompas untuk Siswa MBR di Surabaya Melalui Bantuan Beasiswa Pendidikan
"Hari ini adalah penyerahan bantuan tahap kedua kepada sekitar 200 orang pegiat seni. Sebelumnya pada tahap pertama telah diserahkan sekitar 52 paket bantuan. Mudah-mudahan ini memperkuat solidaritas kita kepada siapapun. Kita harus saling menyemangati untuk melewati masa-masa sulit pandemi hingga ekonomi dapat kembali bangkit" Kata Tri Nugroho di Sekretariat Perkumpulan Organisasi Kesenian Karawitan dan Pedhalang "Wargo Utomo" Desa Brenggong Purworejo (22/09/2021)
Selain paket sembako, donasi juga disalurkan dalam bentuk kebutuhan penunjang kesehatan seperti masker dan multivitamin.
Disamping itu, penyaluran donasi bagi seniman ini menurut Manajer Eksekutif Yayasan DKK, Anung Wendyataka mengatakan para seniman terutama pentas sangat terdampak pandemi karena aktivitasnya menimbulkan keramaian.
"Hampir tidak ada aktivitas kesenian yang dilakukan karena memang tidak boleh. Mungkin karena akan menimbulkan kerumunan dan keramaian. Akibatnya para seniman tidak bisa bekerja dan memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup" kata Anung.
Baca Juga: Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Salurkan Donasi Pembaca Kompas untuk difabel dan ODGJ di Surakarta
Salam kesempatan yang sama, Pengampu Grup Dolalak Putri Arum Sari, Desa Brenggong serta Karawitan "Wargo Utomo" Eny Nur Wahyuningsih turut mengapresiasi bantuan ini. Sebagai seorang pelaku Seni, ia juga merasakan nyaris tidak mendapat pemasukan dari hasil pentas selama pandemi.
"Sepanjang tidak ada tanggapan (pementasan) kita masih eksis latihan dan memanfaatkan waktu untuk mengonsep karya-karya baru" Ujar Eny.