Angka tersebut mengalami pertumbuhan 1,5 persen secara tahunan. Lebih rinci, belanja kementerian dan lembaga tumbuh 21,5 persen, belanja non K/L tumbuh minus 0,9 persen, serta transfer daerah dan dana desa (TKDD) tumbuh minus 15,2 persen.
“Belanja kementerian lembaga tumbuh 21,5 persen, ini yang berhubungan dengan covid19 memang mendominasi, seperti vaksinasi, klaim perawatan karena jumlah yang terkena covid19 dan dirawat terutama pada bulan Juli kemarin meningkat,” lanjut Sri Mulyani.
Sementara, pendapatan negara hingga akhir Agustus 2021 mencapai RP 1.177,6 triliun atau 67,5 persen dari target.
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Peringatkan Soal Climate Change yang Jadi Ancaman Nyata
Jika dilihat lebih rinci, penerimaan perpajakan mencapai Rp 899,3 triliun yang berasal dari Rp 741,3 pajak dan Rp 158 triliun dari kepabeanan dan cukai.
Kemudian, dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sampai dengan Agustus 2021 mencapai Rp 277,7 triliun. Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan 19,6 persen secara year on year.
Selanjutnya, pembiayaan anggaran untuk menutup defisit mencapai Rp 528,9 triliun.
“Dalam hal ini terjadi negatif growth 20,6 persen. Walaupun kita recover kita tetap suportif, tapi defisit menurun, dan utang makin menurun. Kita masih ada silpa Rp 145,7 triliun, yang akan kita gunakan secara maksimal sampai dengan tahun depan,” jelas menkeu Sri Mulyani.