Menteri Keuangan Sri Mulyani: Defisit APBN Capai Rp 383,2 Triliun

23 September 2021 15:55 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani ( Tangkapan Layar/Dorothea Agatha)

Sonora.ID - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sampai dengan akhir Agustus 2021, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2021 mencapai Rp 383,2 Triliun.

Angka tersebut setara dengan 2,32 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) serta mengalami penurunan 23,9 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020 lalu.

“Defisit APBN bulan Agustus, Rp 383,2 triliun. Dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 503,8 triliun. Tetap defisit, namun penurunannya mencapai 23,9 persen. Ini cerita tadi, konsolidasi fiskal. Fiskalnya mulai diperkuat namun ekonominya justru tumbuh makin positif,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita secara virtual, Kamis (23/09/2021).

Baca Juga: Menkeu: Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan 2020 Merupakan Prestasi

Ini merupakan sesuatu hal yang baik, karena memperlihatkan bahwa perekonomian nasional perlahan mulai tumbuh positif.

Menurut Sri Mulyani, kondisi ini juga memperlihatkan bahwa rebound, recovery dan kondolidasi fiskal berjalan secara bersamaan, serta diharapkan ekonomi dapat terus tumbuh sehingga APBN dapat kembali sehat.

Adapun defisit ini terjadi karena belanja negara yang lebih tinggi dari pendapatan negara. Kementerian keuangan mencatat, belanja negara per Agustus 2021 mencapai Rp 1.560,8 triliun atau 56,8 persen dari target.

Angka tersebut mengalami pertumbuhan 1,5 persen secara tahunan. Lebih rinci, belanja kementerian dan lembaga tumbuh 21,5 persen, belanja non K/L tumbuh minus 0,9 persen, serta transfer daerah dan dana desa (TKDD) tumbuh minus 15,2 persen.

“Belanja kementerian lembaga tumbuh 21,5 persen, ini yang berhubungan dengan covid19 memang mendominasi, seperti vaksinasi, klaim perawatan karena jumlah yang terkena covid19 dan dirawat terutama pada bulan Juli kemarin meningkat,” lanjut Sri Mulyani.

Sementara, pendapatan negara hingga akhir Agustus 2021 mencapai RP 1.177,6 triliun atau 67,5 persen dari target.

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Peringatkan Soal Climate Change yang Jadi Ancaman Nyata

Jika dilihat lebih rinci, penerimaan perpajakan mencapai Rp 899,3 triliun yang berasal dari Rp 741,3 pajak dan Rp 158 triliun dari kepabeanan dan cukai.

Kemudian, dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sampai dengan Agustus 2021 mencapai Rp 277,7 triliun. Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan 19,6 persen secara year on year.

Selanjutnya, pembiayaan anggaran untuk menutup defisit mencapai Rp 528,9 triliun.

“Dalam hal ini terjadi negatif growth 20,6 persen. Walaupun kita recover kita tetap suportif, tapi defisit menurun, dan utang makin menurun. Kita masih ada silpa Rp 145,7 triliun, yang akan kita gunakan secara maksimal sampai dengan tahun depan,” jelas menkeu Sri Mulyani.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm