Banjarmasin, Sonora.ID - Untuk mendukung rencana pengusulan Pegunungan Meratus menjadi geopark internasional pada tahun depan, Pemprov Kalsel menggandeng Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta dalam mengkaji bebatuan yang ada di geosit-geosit Pegunungan Meratus.
Hasilnya sungguh sangat menakjubkan. Setelah melalui kajian panjang ahli geologi, bebatuan yang ada di Kalsel, khususnya di geosit-geosit Meratus, memiliki banyak keunggulan dibanding yang ada daerah lain di Indonesia, bahkan di dunia.
Sebut saja bebatuan yang ada di geosite Tanjung Dewa di Kabupaten Tanah Laut yang diperkirakan telah berumur jutaan tahun.
Di mana dalam prosesnya, bebatuan yang berada di Pulau Datu itu memerlukan waktu yang panjang, hingga muncul ke permukaan laut.
Baca Juga: Ekspedisi Meratus Jadi Cara Pena Hijau Peringati Hari Lingkungan Hidup
"Itu yang di Tanjung Dewa umurnya diperkirakan mencapai jutaan tahun. Bayangkan saja bebatuan itu muncul di tengah laut tentunya memerlukan waktu lama," ujar Kadis Pariwisata Kalsel, M. Syarifuddin saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, pada Jumat (24/09).
Demikian pula menurut Syarifuddin, bebatuan yang ada di geosit Pumpung yang terletak di Kelurahan Sungai Tiung, Banjarbaru yang disebut-sebut memiliki batu terkeras di dunia, yaitu intan.
Di Indonesia, menurut mantan Penjabat Bupati Kotabaru itu hanya ada 2, yaitu di Papua dan di Kalsel sendiri.
Namun bedanya, berdasarkan keterangan dari ahli geologi, bebatuan yang ada di Papua sudah tidak aktif lagi.
Baca Juga: Jika Meratus Ditambang, Supian HK Siap Lepas Jabatan Ketua DPRD Kalsel