Saling Membantu di Masa Pandemi, Pembaca Kompas Berikan Donasi untuk Ratusan Buruh Gendong di Yogyakarta

25 September 2021 21:00 WIB
Buruh Gendong DIY mendapatkan paket sembako yang diberikan dari Dana Kemanusiaan Kompas (DKK).
Buruh Gendong DIY mendapatkan paket sembako yang diberikan dari Dana Kemanusiaan Kompas (DKK). ( (Ketua FKD Jogja/Didiet Raditya))

Surabaya, Sonora.ID – Pembaca Kompas melalui Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) kembali menyalurkan donasi berupa bantuan sembako untuk masyarakat terdampak pandemi, yakni buruh gendong di sejumlah pasar di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bentuk kepedulian ini diharapkan dapat membantu meringankan beban buruh gendong dalam memenuhi kebutuhannya selama masa pandemi Covid-19.

Sejumlah 242 paket sembako diserahkan secara simbolis oleh Ketua Komunikasi Daerah Kompas Gramedia (FKD-KG) Yogyakarta Didiet Raditya kepada buruh gendong di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta pada Jumat (24/9).

Baca Juga: KG Media Salurkan Hasil Penggalangan 17-an se-Indonesia kepada Rumah Harapan Melanie

Tidak hanya berisi sembako seperti beras, tepung terigu, gula, minyak goreng, dan sarden, bantuan ini juga termasuk kebutuhan kesehatan yakni vitamin dan masker.

Penyaluran paket sembako ini juga diberikan kepada buruh gendong di Pasar Giwangan, Pasar Kranggan di Kota Yogyakarta, dan Pasar Gamping di Kabupaten Sleman.

“Pasar Beringharjo ada 242 paket bantuan, Pasar Giwangan ada 137 paket, sementara Pasar Gamping dan Kranggan ada 71 paket bantuan,” ujar Didiet pada penyerahan paket sembako di Pasar Beringharjo.

Pada kesempatan ini Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) bekerja sama dengan Yayasan Annisa Swasti (Yasanti) yang telah mendampingi para buruh gendong selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Terus Membantu, Yayasan DKK Salurkan Donasi Pembaca Kompas ke Pelaku Seni di Purworejo

Dana yang dihimpun dari pembaca harian Kompas ini sebenarnya disalurkan untuk berbagai kelompok masyarakat, namun buruh gendong yang pendapatannya anjlok sangat perlu untuk diberikan perhatian khusus agar dapat sama-sama bertahan di masa pandemi ini.

“Bantuan ini merupakan salah satu wujud kepedulian sesama warga karena bantuan ini dari dana yang dihimpun dari pembaca Kompas. Semoga bantuan ini bisa meringankan beban buruh gendong,” tutur Didiet.

Didiet juga mengatakan, buruh gendong termasuk salah satu kelompok masyarakat yang paling merasakan dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19. Sebab, selama pandemi, aktivitas di pasar tradisional menurun sehingga pendapatan mereka juga berkurang dan semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Baca Juga: Donasi Pembaca Kompas untuk Pelaku Seni Purworejo di Tengah Pandemi

Ketua II Yasanti, Sariroh, melihat bahwa pandemi ini berdampak besar secara ekonomi untuk para buruh gendong.

Pendapatan yang normalnya Rp20.000 sampai Rp50.000 kini menurun drastis.

“Selama pandemi, para buruh gendong tetap beraktivitas meskipun pendapatannya sangat menurun. Pas awal pandemi, ada buruh gendong yang hanya bisa dapat Rp 2.000 per hari,” ujarnya.

Sutinah (48), salah seorang buruh gendong di Pasar Beringharjo menuturkan bahwa kini ia hanya dapat memperoleh pendapatan sekitar Rp5.000 per hari.

Baca Juga: Di Sumsel Belum Ada Peternak yang Mengantongi Sertifikat NKV

“Kadang itu benar-benar sepi dan enggak ada kerjaan,” ujar Sutinah yang sudah bekerja menjadi buruh gendong selama 10 tahun lamanya.

Para buruh gendong di Yogyakarta ini memang kebanyakan sudah berusia lanjut namun hal ini tidak menghalangi semangat kerja mereka.

“Ada yang usianya masih 35 tahun, tetapi ada juga yang sudah berusia 75 tahun dan 79 tahun. Namun, mereka enggak mau berhenti kerja. Katanya, kalau di rumah, malah stres,” tutur Sariroh.

Pada Mei 2020 lalu, Yayasan DKK juga pernah menyalurkan bantuan untuk ratusan buruh gendong di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Terdapat 434 paket bantuan sembako yang disalurkan untuk para buruh gendong di empat pasar Provinsi DIY. 

Baca Juga: Kepedulian Pembaca Kompas untuk Siswa MBR di Surabaya Melalui Bantuan Beasiswa Pendidikan

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm