Sonora.ID - Menteri Investasi Republik Indonesia Bahlil Lahadalia mengatakan saat ini penanaman investasi tidak lagi hanya berpusat atau berfokus di pulau Jawa saja, namun telah bergerak ke luar pulau Jawa.
Hal tersebut terlihat dari realisasi investasi Indonesia pada tahun 2020 dan pada semester 1 2021.
Bahlil memaparkan, realisasi investasi Indonesia dari Januari hingga Juni 2021 ini mencapai Rp 442,7 Triliun atau sama dengan 49,2 persen dari yang ditargetkan yakni Rp 900 triliun.
Dari jumlah tersebut, 51,5 persen investasi berada di luar Jawa, yakni senilai Rp 228,2 triliun. Sementara investasi di pulau Jawa sebesar 48,5 persen atau senilai Rp 214,5 triliun.
Baca Juga: Hubungan Pasar Investasi dan Pemilihan Presiden, Ryan Filbert Jelaskan Pengaruhnya
“Lagi-lagi ini antara jawa dan luar jawa, mulai luar jawa ini sudah mencapai 51,5 persen dan Jawa 48,5 persen,” kata Menteri Investasi Bahlil Lahadalia secara virtual, Rabu (29/09/2021).
Hal yang sama terlihat pada realisasi investasi disepanjang tahun 2020. Realisasi investasi di tahun 2020 mencapai Rp 826,3 triliun.
Dari total tersebut, 50,5 persen ditempatkan di luar Jawa yakni senilai Rp 417,5 triliun dan 49,5 persen berada di Jawa dengan nilai Rp 408,8 triliun.
Berdasarkan hasil kajian kementerian investasi, Bahlil menyebutkan setidaknya terdapat 3 faktor yang membuat investor kini mulai tertarik untuk menanamkan modalnya di luar jawa.
Baca Juga: Ingin Investasi Saham sejak Dini? Pahami 3 Langkah Berikut Ini!
Pertama, pembangunan infrastruktur yang sangat masif yang dilakukan pada periode 5 tahun pertama Presiden Joko widodo bersama Wakil Presiden pada waktu itu Jusuf Kalla.
“Jadi memang, pembangunan infrastruktur pada peridode 5 tahun pertama Jokowi-JK yang masif dari Aceh sampai Papua, itu berkontribusi pada pilihan investor, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk menanamkan industrinya tidak lagi berfokus di pulau Jawa,” jelasnya.
Kedua, para industri ingin dekat dengan bahan baku. Ketiga, sistem insentif yang pemerintah Indonesia berikan kepada investor yang berinvestasi di luar pulau Jawa lebih menarik dibandingkan insentif yang diberikan di pulau jawa.
“Ini adalah strategi pemerintah untuk mendorong pemerataan pembangungan ekonomi lewat penciptaan kawasan pertumbuhan ekonomi baru instrumennya adalah investasi, karena ini presiden terus minta ke kami adalah investasi yang berkualitas,” sebut Bahlil.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Investasi yang juga kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal itu juga memaparkan realisasi investasi semester 1-2021 berdasarkan negara asal investor.
Pada periode Januari hingga Juni 2021, investor terbesar berasal dari Singapura dengan total nilai investasi 4,7 miliar dolar Amerika Serikat, disusul Hongkong dengan 2,3 miliar dolar Amerika Serikat, dan posisi ketiga ditempati Tiongkok dengan total nilai investasi 1,7 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca Juga: Hubungan Pasar Investasi dan Pemilihan Presiden, Ryan Filbert Jelaskan Pengaruhnya