Lebih dari 2.000 hotel, restoran dan destinasi pariwisata sudah mengantongi sertifikat CHSE dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan rencananya 1.200 lagi akan menyusul.
Sementara untuk pelaku pariwisata hingga karyawannya juga rata-rata sudah divaksin dosis kedua.
"Bahkan saat ini kami tengah menggenjot pemakaian aplikasi pedulilindungi di setiap tempat umum di Bali," tambahnya.
Mengenai tempat wisata mana yang duluan akan dibuka, Wagub Cok Ace menyampaikan bahwa awal jadwal vaksinasi massal pada Februari yang lalu, ada tiga zona hijau yang akan dibuka yaitu Nusa Dua, Sanur dan Ubud.
Baca Juga: Dari 11 Tempat Isoter di Denpasar, Kini Hanya Tersisa 3 dengan Tingkat Huniannya 34,17 Persen
"Hal itu ditetapkan karena kita belum bisa mapping ketersediaan vaksin untuk Bali,” singgungnya.
Kemudian, apabila melihat perkembangan kasus Covid-19 yang akhir-akhir ini naik lagi di beberapa negara, Cok Ace juga mengatakan kemungkinan akan selektif memilih negara asal wisman.
"Kami sudah mencatat beberapa negara berdasarkan length of stay di Bali. Ada sekitar empat negara yaitu Amerika, Inggris, Jerman dan Rusia yang rata-rata tinggal di Bali 2 minggu. Tapi itu juga tergantung regulasi, karena itu kita harus benar-benar menyiapkan," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga menyampaikan bahwa persiapan internal saat ini benar-benar harus dikebut agar bisa membuka pariwisata Bali, seperti term-term regulasi dalam Permenkumham no 34 tahun 2021.
Baca Juga: Selebgram Cantik Live Bugil Diciduk, RR Live di Aplikasi Mango Dikenal Sebagai Kuda Poni
Pemerintah juga menurutnya harus memyiapkan berbagai skenario untuk menghadapi kemungkinan terburuk.
"Kita harus siapkan plan A, plan B dan seterusnya. Tentu saja kita tidak ingin seperti negara lain seperti Singapore, yang awalnya sudah mau berdamai dengan COVID-19 namun sekarang menghadapi situasi buruk lagi," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Cendikiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Azril Azari mengatakan ini adalah momentum yang sangat baik untuk arah pariwisata Bali ke depan.
Ia berharap pemerintah Bali bisa mengambil peluang dan mengarahkan pariwisata Bali salah satunya ke medical tourism.
Ini mengingat salah satu kebutuhan dunia, apalagi pasca Pandemi Covid-19.
Baca Juga: Cinta Budaya Bali, WNA Jepang Ajukan Permohonan Menjadi Warga Indonesia
"Kita bia bikin program Hospitel, Hospital dikelola secara hotel. Hal ini sangat marak dilakukan di luar negeri," jelasnya.
Pihaknya juga memberikan ancungan jempol untuk penerapan CHSE di Bali.
Meskipun penerapan protokol kesehatan sudah tinggi, ia harap pemerintah dan masyarakat jangan lengan jika pariwisata dibuka.
"Kita tentu tidak ingin pariwisata menjadi cluster baru penyebaran COVID-19," ujarnya.
Selain itu, April Azari berharap ke depan melalui pembukaan pariwisata ini, ada hubungan menguntungkan antara Indonesia dengan negara lain. berharap, Indonesia khususnya Bali sudah ‘welcome’ dengan satu negara, namun negara tersebut masih sangat ketat dengan kita.
Baca Juga: Selebgram Cantik Live Bugil Diciduk, RR Live di Aplikasi Mango Dikenal Sebagai Kuda Poni