Sonora.ID - Orang Indonesia dikenal sebagai orang yang ‘tidak enakan’, selalu menempatkan diri sebagai orang yang merasa bersalah dan sangat takut jika perkataan atau perbuatannya secara tidak sengaja menyakiti orang lain.

Tak sedikit orang yang ketika melihat sebuah masalah, langsung menariknya ke dalam diri dan berpikir dirinya terlibat dalam masalah tersebut bahkan menjadi penyebab utama dalam hal-hal yang tidak menyenangkan.

Rasa bersalah atau guilty ini sangat mungkin terjadi dan muncul dalam hari seseorang dalam beraktivitas, terlebih dalam kehidupan berkomunitas atau bekerja dengan orang lain, yang sayangnya bisa membawa dampak yang merugikan diri sendiri jika berlebihan.

Berikut ini adalah 4 tips atasi rasa bersalah yang berlebihan yang disampaikan oleh Licensed Master Trainer of NLP, Hingdranata Nikolay dalam program Smart NLP di Radio Smart FM.

Baca Juga: Mikir Dua Kali Saat Ingin Belanja, Cinta Laura: I Feel Really Bad!

Maafkan diri sendiri

Tak sedikit orang yang masih tidak bisa memaafkan dirinya sendiri atas kesalahan yang terjadi bertahun-tahun yang lalu, padahal Hing menegaskan bahwa setiap orang akan selalu memberikan yang terbaik pada saat itu dengan kondisi yang ada.

Jadi, pahami bahwa kesalahan di masa lalu adalah hal yang wajar dan yang terpenting adalah untuk memaafkan kesalahan itu.

“Kita selalu berusaha sebaik-baiknya dengan apapun yang ada di setiap titik waktu, akan tetap terjadi kesalahan berdasarkan knowledge yang terbatas, so maafkan diri sendiri,” tegas Hing.

Baca Juga: Salah Satu Kelemahan Orang Baik, Hingdranata: Merasa Bersalah ketika…

Lihat dari sisi poisitf/reframing

“Perasaan bersalah itu bisa diartikan sebagai perasaan ingin mengambil tanggung jawab, kita ingin mengoreksi tindakan kita, recovery saja. Minta maaf, berusaha memperbaiki, jadi rasa bersalah itu coba diartikan untuk mengambil tanggung jawab,” sambungnya.

Hing menyoroti bahwa ada orang yang melihat rasa bersalah tersebut sebagai hukuman untuk diri sendiri, padahal rasa bersalah bisa dilihat sebagai tanda untuk mengoreksi diri dan bertanggungjawab atasnya.

Ketika ada orang yang menurut Anda, Anda rugikan, maka lihatlah dari sisi bahwa Anda perlu memberikan kompensasi, bukan tenggelam dalam rasa bersalah tersebut.

Baca Juga: Menegangkan! Jake Gyllenhaal jadi Petugas 911, Tonton Trailer Film Netflix 'The Guilty' di Sini!

Pisahkan kesalahan dan diri Anda

Hingdranata menegaskan bahwa, dalam dunia NLP penting untuk memiliki kemampuan memisahkan apa yang kita lakukan dengan diri kita sendiri.

Misalnya, ketika Anda hari ini mengalami hal yang tidak menyenangkan, membuat emosinya meledak, dan tidak sengaja menyakiti orang lain, bukan berarti Anda adalah orang yang jahat. Pisahkan perilaku Anda dengan kepribadian Anda.

“Yang saya lakukan, tidak mewakili diri saya secara keseluruhan. Pisahkan baik-baik antara diri kita dan apa yang kita lakukan. Jangan sampai salah satu hal yang kita lakukan, kita katakan, membuat diri kita menghukum diri kita sendiri,” tegas Hing.

Baca Juga: 4 Tips Cerdas Menghadapi Kritik dari Orang Lain Menurut Ahli

Ambil perspektif dari orang yang netral

“Saya tidak akan bertanya pada teman baik saya, yang pasti akan membela saya. Saya juga tidak akan bertanya pada ‘korban dari perilaku saya’ sebab ia akan menghukum saya. Jadi, saya mencari orang yang netral dan tidak pro kemana-mana,” sambungnya memaparkan.

Jadi, penting untuk mencari sosok yang netral, kemudian diajak ngobrol tentang kejadian tersebut, dan mendapatkan respon dari orang yang netral itu.

Orang yang tidak memiliki kepentingan akan hal tersebut, cenderung memiliki pemikiran yang fresh, dan hanya melihat dari sisi yang polos.

Baca Juga: Hing: Jangan Jauhi Orang yang Suka Memberikan Kritik, Kenapa?