Anak remaja yang sering melihat orang tuanya bertengkar akan memiliki mindset bahwa berkomunikasi dengan orang lain harus dengan cara keras dan teriak.
Hal ini pada akhirnya akan membuat komunikasi anak remaja dan orang tuanya menjadi tidak baik.
Kecenderungan untuk sang anak remaja berkomunikasi dengan nada yang keras dan berteriak kepada orang tuanya nanti hanya akan memperburuk suasana.
Orang tua pun dapat ikut tersulut emosi dan menyebabkan anak remaja menjadi semakin tidak stabil dalam emosi. Sehingga, hubungan orang tua-anak pun dapat renggang.
Baca Juga: Mengapa Remaja Perlu Vaksin Covid-19? Ini Penjelasan dari Dokter Anak
Oleh karena itu, orang tua harus bisa memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan asyik kepada anak remaja agar dapat lebih terbuka dalam hubungan orang tua-anak.
Selain itu, orang tua juga harus bisa menjadi sosok teman bagi anak remaja.
Anak remaja dengan emosi yang tidak stabil lebih cenderung mendengarkan kata-kata dari teman sebayanya.
Jarang dari mereka yang mengikuti perkataan dari orang tua karena dianggap tidak sejalan dengan pola pikirnya yang masih berkembang.
Baca Juga: Anti Terlihat Tua, Ini Tips Make Up Bagi Remaja yang Simple dan Natural
Menurut Oriza...