Sonora.ID - Menghadapi anak remaja dengan emosi yang tidak stabil memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan.
Para orang tua cenderung menjadi terbawa emosi ketika dihadapkan dengan anak remaja, sehingga hal ini menyebabkan mereka salah dalam bertingkah.
Tak jarang, para anak remaja pun malah menjadi tidak akrab dengan orang tuanya dan cenderung dekat dengan para sahabatnya.
Oleh karena itu, orang tua harus bisa mengambil langkah yang tepat dalam menghadapi anak remaja.
Baca Juga: Memahami Pentingnya Sex Education pada Anak Usia Pra-Remaja Menurut Psikolog Klinis Anak
RA Oriza Sativa, S.Psi, Psi. CH., menyarankan orang tua untuk bisa menjadi pribadi yang asik dalam berkomunikasi dengan anak remaja.
Oriza melalui program Talkshow with Mayapada Hospital yang tayang di YouTube Sonora FM mengatakan bahwa komunikasi merupakan hal paling penting dalam menghadapi anak remaja.
Orang tua tidak boleh memberikan contoh yang salah dalam berkomunikasi dengan anak remaja.
Pertengkaran kedua belah pihak orang tua dapat menyebabkan anak remaja salah dalam menginterpretasikan perihal komunikasi dengan seseorang.
Baca Juga: 4 Jenis Investasi yang Pas untuk Anak Remaja, Apa Saja Ya?
Anak remaja yang sering melihat orang tuanya bertengkar akan memiliki mindset bahwa berkomunikasi dengan orang lain harus dengan cara keras dan teriak.
Hal ini pada akhirnya akan membuat komunikasi anak remaja dan orang tuanya menjadi tidak baik.
Kecenderungan untuk sang anak remaja berkomunikasi dengan nada yang keras dan berteriak kepada orang tuanya nanti hanya akan memperburuk suasana.
Orang tua pun dapat ikut tersulut emosi dan menyebabkan anak remaja menjadi semakin tidak stabil dalam emosi. Sehingga, hubungan orang tua-anak pun dapat renggang.
Baca Juga: Mengapa Remaja Perlu Vaksin Covid-19? Ini Penjelasan dari Dokter Anak
Oleh karena itu, orang tua harus bisa memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan asyik kepada anak remaja agar dapat lebih terbuka dalam hubungan orang tua-anak.
Selain itu, orang tua juga harus bisa menjadi sosok teman bagi anak remaja.
Anak remaja dengan emosi yang tidak stabil lebih cenderung mendengarkan kata-kata dari teman sebayanya.
Jarang dari mereka yang mengikuti perkataan dari orang tua karena dianggap tidak sejalan dengan pola pikirnya yang masih berkembang.
Baca Juga: Anti Terlihat Tua, Ini Tips Make Up Bagi Remaja yang Simple dan Natural
Menurut Oriza, tidak ada salahnya bagi orang tua untuk menurunkan ego terlebih dahulu dalam menghadapi para remaja.
Pemikiran seperti orang tua adalah yang paling paham dengan anak-anaknya tidak selamanya benar.
Oleh karena itu, orang tua disarankan untuk bisa belajar menjadi sosok teman dengan kemampuan komunikasi yang baik kepada anak remaja.
Sehingga, anak remaja dapat mengontrol emosinya dengan lebih baik karena memiliki sosok yang mengerti dengan keadaannya di dalam rumah.