Sonora.ID – Saat ini seluruh kabupaten kota di Jawa dan Bali telah berada pada level 3 dan 2 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Sementara di luar Jawa dan Bali ada 21 kabupaten kota pada level 1, 250 kabupaten kota pada level 2, 105 kabupaten/kota pada level 3, dan 10 kabupaten kota pada level 4.
Hal tersebut diungkapkan oleh Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi.
Selain itu, kasus positif COVID-19 dan angka kematian, terus menunjukkan tren penurunan.
“Tentu hal ini menjadi berita yang baik untuk kita semua. Untuk itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama masyarakat yang telah membantu dalam upaya pengendalian pandemi COVID-19 di Indonesia,” ujar dr. Nadia saat menyampaikan beberapa update terkait situasi penanganan COVID-19 secara nasional, dalam Siaran Pers dari Media Center Forum Medan Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Rabu (22/9/2021).
Nadia memaparkan, secara nasional terjadi penurunan kasus mingguan sebanyak 40% dan penurunan jumlah kematian sebesar 48% dibandingkan pekan sebelumnya.
Namun, dia menyebut, masih ada beberapa provinsi yang masih mencatatkan insidensi dan angka kematian yang relatif tinggi yaitu di Kalimantan Utara dan Bangka Belitung.
Terkait testing rate nasional, Nadia menegaskan, hal tersebut terus ditingkatkan menjadi 4,22 orang diperiksa per 1000 penduduk per pekan.
“Ini di atas standar WHO atau Badan Kesehatan Dunia yaitu 1 orang diperiksa per 1000 penduduk per pekan sebagai parameter surveilans yang komprehensif. Kami juga memastikan, seluruh provinsi telah mencapai standar minimal tersebut dengan beberapa provinsi mencatatkan testing rate yang cukup tinggi yaitu di Bali, Riau, Kalimantan Timur dan DKI Jakarta,” tambahnya. Sementara positivity rate secara nasional, dr. Nadia menyebut, telah mencapai angka 4% atau lebih kecil dari standar WHO, kurang dari 5%. “Dan seluruh 34 provinsi telah mencapai target positivity rate kurang dari 5%,” katanya.
Sementara positivity rate secara nasional, dr. Nadia menyebut, telah mencapai angka 4% atau lebih kecil dari standar WHO, kurang dari 5%.
“Dan seluruh 34 provinsi telah mencapai target positivity rate kurang dari 5%,” katanya.
Lanjut Nadia, adanya menurunnya penggunaan tempat tidur rumah sakit yang diukur dengan Bed Occupancy Rate atau BOR tidak ada yang mencatatkan bor di atas atas 80%, baik untuk BOR total maupun BOR ICU.
Hal ini dikatakan Nadia tentu perlu menjadi perhatian semua pihak karena Indonesia pernah mengalami gelombang kasus yang besar beberapa waktu yang lalu.
Untuk itu, dia meminta agar disiplin protokol Kesehatan, vaksinasi, testing, dan tracing harus terus ditingkatkan.
“Sekali lagi pelonggaran bukan berarti melupakan protokol kesehatan, meskipun sudah vaksin protokol kesehatan harus tetap dilakukan,” tegasnya.
Bahkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di sekolah-sekolah, yang diputuskan dilaksanakan di tengah pandemi, jadi salah satu wujud semangat kebersamaan bangsa Indonesia.
Momentum ini harus terus dipelihara guna memastikan masyarakat siap hidup berdampingan dengan COVID-19.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, dr. Reisa Broto Asmoro dalam Siaran Pers Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Rabu (22/09/2021).
“Turunnya kasus aktif hingga di kisaran 50 ribu orang, capaian vaksinasi yang sudah menembus angka 80 juta untuk dosis pertama dan 45 juga untuk dosis kedua, semua adalah berita menggembirakan dan harus kita pertahankan,” tutur Reisa.
Baca Juga: Kompas Gramedia resmikan patung perintis KG di BBJ, patung dibuat dari tanah liat hingga perunggu
Semangat Kebersamaan Menjadi Kunci Hidup
Seluruh indikator tunjukkan pandemi berhasil terkendali ini terjadi karena kerja keras semua pihak dalam penanganannya.
Percepatan dan pemerataan vaksinasi, koordinasi pemerintah pusat dan daerah dalam melakukan testing dan tracing, serta gotong royong masyarakat, menjadi kunci.
Untuk itu, pemerintah dikatakan Reisa, belajar dari kesalahan, lebih tanggap menghadapi risiko COVID-19 dengan tetap ketat menegakkan protokol kesehatan dan menggencarkan vaksinasi.
Reisa menyatakan, meski cakupan vaksinasi kategori tenaga kesehatan dan petugas pelayanan publik sangat tinggi, namun kategori lansia yang menerima dosis pertama belum mencapai 30%. Sedangkan dosis kedua masih kurang dari 20% terhadap sasaran yang ditetapkan.
Ia menyarankan setiap pihak fokus membantu vaksinasi COVID-19 agar makin merata di semua kelompok masyarakat.
“Keberhasilan mempertahankan PPKM Level 2 di beberapa kota besar adalah hasil kerja bersama dengan wilayah-wilayah sekitarnya.
Wilayah aglomerasi, menurut Reisa, dapat saling membantu dalam testing, tracing, dan treatment (3T), menjaga mobilitas, mencegah kerumunan, serta memvaksinasi warganya. Hal ini sejalan dengan prinsip Badan Kesehatan Dunia (WHO), bahwa kita aman kalau semua aman, karena tidak ada yang aman dari risiko penularan COVID-19 kalau semua orang belum aman oleh vaksinasi.
Reisa juga menyoroti kontribusi signifikan dari kelompok relawan, aparat dan anggota masyarakat yang saling membantu, bergotong-royong mencari solusi bersama dalam pengendalian pandemi.
Baca Juga: Jokowi Biarkan 57 Pegawai KPK Dipecat, BEM SI Demo KPK Hari Ini
Mulai terlaksananya PTM terbatas juga tak lepas dari momentum kebersamaan di tengah masyarakat, baik dalam hal meminimalisir risiko tertular virus, maupun memastikan kualitas belajar anak. Ia berpesan,
“Kunci keberhasilan PTM ada di tangan kita; guru, orang tua, dan murid. Jaga situasi kondusif dalam pengendalian COVID-19.”
Terkait dibukanya akses pusat perbelanjaan, terutama kini bagi anak-anak, Reisa mengingatkan masyarakat untuk memilih ruang publik yang mewajibkan akses aplikasi PeduliLindungi.
Tujuannya, agar tingkat keamanan dan kenyamanan pengunjung lebih tinggi, diiringi penerapan protokol kesehatan terutama memakai masker.
“Perkenalkan normal sosial baru di mall ini kepada anak-anak kita. Ingat hukum universal masking, semua orang 100% harus memakai masker di ruang publik, apalagi kalau jarak aman dan ventilasi terbuka tidak memungkinkan,” ujar Reisa
Dalam masa transisi ini, orang tua harus mengajarkan kepada anak, bahwa virus COVID-19 akan terus ada. Maka anak sebaiknya dibiasakan memakai masker dan melaksanakan protokol kesehatan lainnya sebagai cara melindungi diri sendiri dan orang lain. “Mari kita jaga situasi kondisi yang membaik ini tetap membaik, tetap konsisten bekerja sama untuk menekan COVID-19, dan makin banyak prestasi serta berita gembira yang kita nikmati,” pungkas Reisa.
Baca Juga: Golkar Siapkan Pengganti Azis Syamsuddin untuk Isi Jabatan Wakil Ketua DPR RI