Festival Anak Bajang Sajikan Solidaritas Dan Kejenakaan Sebagai Kunci Keluar Dari Pandemi (
)
Pesan berikutnya, Festival Anak Bajang dilandasi keyakinan bahwa harapan akan dunia yang lebih baik harus diwartakan agar menjadi keceriaan bersama.
Festival Anak Bajang mengajak semua pihak, terutama para pekerja media, untuk tetap tangguh dalam menyebarkan optimisme.
Pesan belajar juga ditampilkan dengan menghadirkan sosok "Anak Bajang" untuk menerima keadaan, belajar hidup sederhana, belajar untuk bersolidaritas dan terus memberi meski keadaan terbatas.
Festival Anak Bajang menggambarkan sebuah peoses belajar secara merdeka. Juga belajar untuk merdeka dari semua hambatan dan keterbatasan.
Festival ini merupakan langkah awal Museum Anak Bajang dalam mendukung program Merdeka Belajar yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Festival diisi dengan : Peresmian Museum Anak Bajang oleh Direktur Jendral Kebudayaan Kemendikbudristek. Perayaan 40 tahun Anak Bajang Menggiring Angin, ditandai dengan peluncuran edisi cetak ulang.
Peluncuran cerita bersambung Anak Bajang Mengayun Bulan. Pameran lukisan “Sukrosono” oleh Susilo Budi.
Pentas tari oleh sanggar tari Bambang Paningron. Pementasan wayang “Sumantri Ngêngêr” oleh Ki Purwoko.