Gencarkan Operasi Zero, Satpol PP Makassar Berhasil Tekan Keberadaan PMKS

28 September 2021 16:40 WIB
Operasi zero oleh Satpol PP Makassar
Operasi zero oleh Satpol PP Makassar ( Sonora.ID)

Makassar, Sonora.ID - Satpol PP menggencarkan penjaringan melalui operasi zero. Sasarannya, fokus pada anak jalanan (anjal), gelandangan dan pengemis.

Plt Kepala Satpol PP Makassar, Iqbal Asnan mengungkap hasil penertiban selama sepekan. Keberadaan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) berhasil ditekan.

"Data dari 21-27 September 2021 penertiban di kecamatan ujung pandang, total ada 86 orang yang terjaring. Di hari terakhir itu sudah nol atau zero," jelasnya dalam keterangan yang diterima, Senin (27/8/2021).

Iqbal merincikan pada 21 September 2021 anjal dan gepeng yang terjaring sebanyak 29. Pada hari kedua sebanyak 17. Menyusul pada hari ketiga 11 orang.

Baca Juga: Lewat Postingan Instagram, Plt Gubernur Harap Masjid Terbuka 24 Jam untuk Masyarakat

Sementara pada hari keempat ditemukan 15 orang, lantas berlanjut pada hari berikutnya dengan 6 temuan, dan pada hari keenam ditemukan 8 orang.

"Hari ke 7 Operasi Zero di Kec Ujung Pandang sudah nol Anjal dan Gepeng," jelasnya

Kecamatan Ujung Pandang merupakan daerah pertama yang menjadi uji coba penertiban anjal dan gepeng. Satpol PP dan Dinas Sosial menyisir tiap tempat selama sepekan untuk menjaring anjal dan gepeng.

"Keberadaan mereka ini sudah bisa ditemukan di seluruh jalan-jalan Makassar, dan memang cukup meresahkan," kata Iqbal.

Baca Juga: Bioskop di Makassar Kembali Buka, Pengunjung Wajib Vaksin

Terpisah, Plt Kepala Dinas Sosial Kota Makassar Rusmayani Masjid menyebut jumlah gepeng dan anjal meningkat selama pandemi Covid-19.

"Kalau kita lihat datanya selama pandemi ini memang semakin meningkat. 1 penyebabnya karena pandemi jadi banyak orang yang kehilangan pekerjaan kemudian memang gepeng dan anjal itu problem kekotaan," kata Maya, sapaannya.

Anjal dan gepeng di Makassar, kata Maya, terkait erat dengan kemiskinan. Ia mengatakan dengan adanya pandemi banyak yang kehilangan pekerjaan.

"Ortunya mungkin kehilangan pekerjaan yang tadinya buruh bangunan atau apa sehingga banyak anaknya dipaksa untuk turun ke jalan," kata Maya.

Problemnya adalah setelah Dinas Sosial melakukan penangkapan, Rumah Singgah untuk anjal dan gepeng hanya bisa menampung maksimal 20 orang dengan pembinaan selama 3 hari.

Baca Juga: Patung Perintis KG Diresmikan, Refleksi Nilai Luhur Jakob Oetama dan P K Ojong

Lantas setelah itu, Dinas Sosial mengembalikan pada keluarganya.

"Ketika dikembalikan ke keluarganya, keluarganya sudah tanda tangan berjanji tidak akan turun tapi seminggu kemudian ada lagi, turun lagi, jadi ditangkap lagi, turun lagi jadi seperti itu," papar Maya.

Maya mengatakan pada APBD Perubahan Dinas Sosial telah mengantongi dana perencanaan pembuatan Lingkungan Pondok Sosial (Liposus) sebagai tempat rehabilitasi anak-anak.

Liposus tersebut memiliki lahan sekitar 3 hektar dan rencananya akan dibangun pada tahun 2022.

"Kalau kita punya Liposus bisa kita kasih pelatihan mereka selama 1 bulan, sehingga ketika keluar liposus bisa dicarikan kerjaan kerjasama dengan Disnaker atau dicarikan kerjaan di tempat lain jadi mereka tidak akan keluar lagi ke jalan," ungkap Maya.

Baca Juga: Bioskop di Makassar Kembali Buka, Pengunjung Wajib Vaksin

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm