Palembang, Sonora.ID - Sekolah – sekolah di kota Palembang mulai dari jenjang SD hingga SMA secara bertahap sudah mulai dibuka, seiring mulai melandainya covid-19.
Lalu bagaimana dengan peguruan tinggi khususnya Universitas Sriwijaya (Unsri) ?, Prof. Alfitri, Dekan Fisip Unsri kepada Sonora (27/09/2021) menjelaskan.
“ Sementara masih daring, belum ada edaran dari rector terhadap perubahan pola belajar-mengajar. Tetapi direncanakan tatap muka secara berangsur-angsur. Mekanismenya tatap muka jalan daring tetap dilakukan,” ujarnya.
Baca Juga: Faktor Penyebab Timbulnya Kriminalitas di Tengah Masyarakat
Kedepan daring masih dilakukan, tetapi tatap muka akan segera dilakukan dengan mengedepankan prokes.
Tatap muka sekarang dilakukan di dalam laboratorium karena harus melakukan tatap muka, berinteraksi denga lab.
Dan pola terbatas, jumlah mahasiswa, lama interaksi dilakukan pengetatan.
Universitas negeri lain seperti UI semester depan akan menggelar tatap muka, sementara UGM belum.
Baca Juga: Pilkada Di Saat Pandemi Covid-19, Pengamat: Itu Tantangan Tersebar
Sesuai dengan otonomi kampus rector berhak mengatur apakah tatap muka bisa mulai digelar atau belum.
Karena ada pembatasan maka pengaturan penjadwalan akan dikontrol dengan mengedepankan prokes sehingga pola yang diterapkan adalah perkuliahan terbatas.
Dari segi jumlah, ruangan, jumlah tatap muka selalu divariasikan dengan perkuliahan daring.
“ Ada penambahan-penambahan ruangan, ada pembukaan ventilasi, pengukur suhu tubuh, handsanitizer, masker. Mahasiswa harus siap masker juga persiapan transportasi menuju indralaya atau di Palembang, tetap dilakukan control yang ketat,” tukasnya.
Efektifitas pembelajaran daring sangat tergantung dari kesiapan mahasiswa dan kondisi pembelajaran itu sendiri. Ada sisi positif dan negative pemberlajaan daring.
Positifnya mahasiswa akan tepat waktu kehadirannya, negatifnya ada keterbatasan. Tatap muka bisa bertemu langsung secara psikis bisa membangun sebuah interaksi psikis.
Daring memiliki kendala bermacam-macam mulai dari jaringan hingga mahasiswanya sendiri yang tidak bisa dikontrol.
Perkembangan revolusi 4.0 dan society 5.0 menuntut perguruan tinggi bisa melakukan penyesuaian-penyesuaian.
Perkuliahan bisa dilakukan dimana saja baik dikampus maupun di industry. Hal ini dapat meningkatkan mutu kompetensi lulusan baik nilai-nilai moral dan kejujuran.
Infrastruktur dan sosialisasi perlu diberikan kepada seluruh stake holder agar dapat membentuk manusia seutuhnya dengan memadukan pembelajaran konvensional dengan teknologi.
Baca Juga: PPKM Darurat Resmi Diterapkan, Pemerintah Diharapkan Konsisten