Sonora.ID - Apakah kamu pernah mengalami momen ketika kamu terpikat oleh berbagai produk yang ditawarkan dalam suatu platform e-commerce dan tanpa disadari, keranjangmu sudah penuh?
Kejadian tersebut diistilahkan sebagai ‘belanja impulsif’.
“Belanja impulsif itu gampangnya adalah sesuatu yang tidak direncanakan,” kata Eko Pratomo selaku Co-Founder Halo FINA dalam siaran ‘Belanja Impulsif = Biaya Tak Terduga’ di Radio Smart FM (30/6/21).
“Impulsif ini merupakan perilaku dimana seseorang melakukan tindakan yang tanpa dipikir terlebih dulu,” tambah Mohamad Teguh yang merupakan Pakar Finansial.
Baca Juga: Ramalan Shio Hari Ini, 8 Juli 2021: 3 Shio yang Dihadapkan Masalah Finansial
Lebih lanjut, Teguh mengatakan bahwasanya terdapat perbedaan antara impulsif dengan kompulsif.
Keduanya merupakan aspek psikologis namun yang membedakannya adalah kompulsif merupakan dorongan diri yang tidak tertahankan namun masih terencana.
Sementara itu, tidak adanya perencanaan dalam aspek impulsif membuat karakteristik ini menjadi hal yang mengkhawatirkan.
Impulsif ini sering terdorong akibat adanya justifikasi-justifikasi personal yang seringkali tidak berdasar.
Baca Juga: 5 Hal yang Bisa Mengurangi Pahala Berpuasa, Salah Satunya Impulsif
Misalkan ketika kamu belanja dengan alasan ‘untuk membahagiakan diri’ ataupun percaya akan sugesti ‘membeli makan untuk mengurangi stres’.
Biasanya belanja impulsif ini juga dilakukan dengan landasan ‘self-reward’.
Padahal, Teguh mengatakan bahwa bahagia tidak harus selalu dengan belanja, utamanya belanja impulsif.