Kebebasan ini lebih merujuk pada kebebasan anak untuk memilih atau mengambil keputusan.
Misalnya saat anak ingin memilih program IPS atau IPA saat di bangku SMA, atau saat anak akan memilih program studi di bangku kuliah.
Saat anak akan memilih, orang tua tidak banyak melakukan intervensi terhadap keputusan anak melainkan hanya memberikan pertimbangan-pertimbangan yang netral.
“Idealnya, kebebasan yang diberikan orang tua kepada anak adalah kebebasan yang bertanggung jawab,” jelas Dokter Adynda.
Kebebasan bertanggung jawab ini pun seharusnya dikembangkan sejak dini, mulai dari mainan, pakai, atau buku yang ingin dibaca.
Baca Juga: Para Ibu Jangan Stres! Ini 2 Saran dari Glory Oyong Agar Bahagia saat MengASIhi Anak
Biasanya, anak mulai mengembangkan identitasnya saat umur 2 tahun.
Di umur ini lah orang tua sudah mulai mempertimbangkan kebebasan bagi anak.
Selain itu, Dokter Adynda mengatakan kalau orang tua juga perlu memberikan kebebasan bagi anak untuk melakukan kesalahan.
“Dari situlah dia tahu seberapa benarnya kebebasan yang ia jalankan,” tambah dokter.
Sejalan dengan itu, Coach Fida menambahkan bahwa pada akhirnya kebebasan yang diberikan juga mengindikasikan sebuah pengajaran bagi anak untuk mengukur risiko dari tindakan yang dilakukannya.