Sonora.ID - Tuntutan pekerjaan, tuntutan menjadi orang yang sukses, tuntutan terus berprestasi kerap kali tak datang dari luar diri, tetapi juga dari dalam diri sendiri, karena mungkin terbiasa untuk menjadi orang yang nomor satu.
Sejak kecil, tak ada orang tua yang mendidik anaknya untuk menjadi orang yang tidak sukses, berbagai ajaran pun dilakukan untuk membuat anak menjadi mental pemenang dan mau berusaha keras untuk masa depannya.
Hal ini ditanamkan, dan menjadi suatu patokan ketika dewasa untuk berkeinginan kuat menjadi orang yang sukses, yang merasa bersalah ketika kesuksesan itu justru tidak dapat diraih.
Baca Juga: Stop Merasa Bersalah! Ini 7 Alasan Pasangan Selingkuh Bukan karena Kekuranganmu
Dalam program Smart NLP di Radio Smart FM, Licensed Master Trainer of NLP, Hingdranata Nikolay menegaskan bahwa hal ini memang banyak terjadi, ketika kegagalan datang, seseorang merasa bersalah pada dirinya sendiri.
“Merasa bersalah tidak bisa sukses itu artinya apa sih? Coba. Bagi saya sih, perasaan bersalah tidak achieve itu menunjukkan bahwa kita punya standar yang tinggi mengenai diri sendiri, jadi itu bukan hal yang buruk,” ungkap Hing tegas.
Meski menyalahkan diri sendiri adalah hal yang tidak baik, namun ketika hal ini muncul pada saat kegagalan datang, justru menyalahkan diri sendiri bisa menjadi motivasi untuk bangkit dan melakukan yang lebih baik.
Baca Juga: Mikir Dua Kali Saat Ingin Belanja, Cinta Laura: I Feel Really Bad!
Hing menegaskan, menyalahkan diri sendiri ketika gagal bukanlah hal yang negatif, namun prestasi dan kesuksesan adalah hal yang sangat subjektif.
“Yang saya sebut saya gagal dan tidak berprestasi, ukurannya apa? Ukuran prestasi yang saya maksudkan apa? Jangan-jangan sebenarnya saya sangat berprestasi loh!” sambungnya.
Kerap kali, kegagalan itu muncul karena adanya ekspektasi dari seseorang atau diri sendiri, yang kemudian tidak bisa dicapai dengan baik.
Baca Juga: Salah Satu Kelemahan Orang Baik, Hingdranata: Merasa Bersalah ketika…
Padahal, meski di bawah ekspektasi, siapa tahu Anda sudah memberikan yang terbaik dan sudah memenuhi apa yang dibutuhkan.
“Tetapi karena saya tidak berhasil memenuhi ekspektasi seseorang misalnya, akhirnya saya merasa bahwa itu tidak cukup deh, timbullah guilty feeling. Bukan karena saya tidak berprestasi,” tegas Hing menambahkan.
Di sisi lain, ada banyak orang yang memanfaatkan guilty feeling itu untuk membuat Anda terus memberikan yang terbaik atau bahkan mengerjakan hal yang bukan menjadi tanggung jawab Anda.
Baca Juga: Tidak Merasa Bersalah, Reynhard Sinaga: Mereka Menikmati & Berpura-pura Tidur