Sonora.ID - Di antara berbagai jenis kanker, kanker paru-paru merupakan penyakit yang umumnya paling sering dialami sebagian besar penderitanya.
Ini dikarenakan lingkungan kita selalu menyediakan ruang yang membahayakan kesehatan paru-paru.
Baik itu lingkungan yang dipenuhi dengan asap kendaraan atau polusi, asap di rumah yang bersumber dari pembakaran sampah atau obat nyamuk bakar, maupun orang-orang yang merokok.
Topik mengenai keterkaitan rokok dengan kanker-kanker paru pula sudah menjadi hal yang lazim.
Dokter Santi dari Medical Center Kompas Gramedia dalam siaran Health Corner Sonora (4/2/20) mengatakan bahwa 80 sampai 90 persen orang penderita kanker adalah perokok, dengan 80 persennya adalah perempuan dan 90 persennya adalah laki-laki.
Baca Juga: Wanita Lebih Sulit Berhenti Merokok Dibanding Laki-Laki, Kenapa?
Sepuluh hingga 20 persen sisanya adalah seseorang yang terpapar gas radon, asbes, dan macam-macam akibat pekerjaan fisik lainnya.
Namun, tidak hanya sebatas pada kelompok perokok yang rentan terhadap kanker paru-paru, melainkan ada pula kelompok perokok lainnya yang turut terdampak.
Tipe perokok tersebut adalah perokok pasif dan tersier.
Perokok pasif adalah mereka yang menghirup asap rokok secara langsung.
Sementra itu, perokok tersier adalah perokok pasif yang menghirup asap rokok melalui perantara tertentu.
Baca Juga: Merokok Sedari Dini, Dokter: Gangguan Kesehatan Diakumulasi di Masa Tua
Misalkan ketika ada asap rokok yang terbang dan hinggap di sekitaran barang-barang atau mengendap di ruangan.
"Asap rokok ini melekat pada semua barang, termasuk rambut, perabotan, dan lain-lain," tutur dokter.
Seseorang yang menghirup barang-barang tersebut menjadi perokok tersier.
Kelompok yang paling berpotensi untuk menjadi perokok tersier adalah anak kecil.
Maka dari itu, merokok cukup membebankan banyak pihak karena tanpa disadari asapnya pun mengendap di benda padat.
"Semuanya (barang-barang yang terkena asap) terkandung racun-racun yang sulit hilang," tutup dokter.