Manik Angkatan akhirnya mengetahui jika ayahnya mendapatkan perhiasan dari Naga Basuki di Gunung Agung.
Ia pun mencuri lonceng milik ayahnya dan menemui Naga Basuki.
Setiba di Gunung Agung, Manik Angkatan menyembunyikan lonceng milik ayahnya.
Naga Basuki yang mengetahui Manik mengatakan akan memberi perhiasan asalkan Manik berjanji untuk berhenti berjudi.
Manik Angkatan pun senang mendapatkan harta. Namun sikap tamaknya muncul untuk menguasai harta lebih banyak.
Ia ingin membunuh Naga Basuki. Niat tersebut diketahui sang naga dan dengan kesaktiannya, ia pun membunuh Manik Angkeran.
Baca Juga: Dekat Bandara Ngurah Rai, Pesona Sunset dan Sejarah Menarik Pantai Jerman
Sidi Mantra sedih dan meminta Naga Basuki menghidupkan kembali Manik Angkeran.
Naga Basuki menyetujui dengan syarat Sidi Mantra dan Manik Angkeran tinggal di tempat yang berbeda.
Dengan kekuatanya, Sidi Mantra menggunakan tongkat dan menoreh tanah membuat garis besar antara ia dan anaknya Manik Angkeran yang telah hidup kembali.
Dari garis itu, air mengalir dan menjadi sungai besar hingga akhirnya menjadi selat yang memisahkan Jawa dan Bali.
Orang-orang kemudian menyebut selat itu sebagai Selat Bali.
Baca Juga: Jarang Liat Gedung Pencakar Langit Ada di Bali Ternyata Ini Alasannya