Sonora.ID - Menurut cerita legenda, dahulu kala Bali dan Jawa adalah kesatuan daratan.
Namun karena perjanjian antara Sidi Mantra dan Naga Basuki, dua pulau tersebut terpisah.
Dikutip dari dongengceritarakyat.com, dahulu kala ada keluarga yang kaya raya. Sang ayah bernama Sidi Mantra yang memiliki kekuatan gaib.
Sidi Mantra memiliki anak tunggal yang bernama Manik Angkeran. Sayangnya, Manik Angkeran adalah anak yang manja dan suka berjudi.
Hal tersebut membuat keluarga mereka jatuh miskin.
Baca Juga: Mau Tau Asal Usul Nama Orang Bali, Wayan, Made, Nyoman, dan Ketut. Ini Penjelasannya!
Kepada sang ayah, Manik Angkeran selalu memohon untuk diberi uang.
Karena tak tega dengan anaknya, Sidi Mandra mengabulkan permintaan anaknya.
Ia kemudian pergi ke Gunung Agung untuk menemui Naga Basuki yang memiliki kekuatan gaib dan bisa memberikan perhiasan kepada mereka yang berdoa dengan benar.
Sidi Mantra pun membunyikan lonceng yang dibawa dan membaca doa-doa. Tak lama kemudian perhiasan keluar dari Naga Basuki.
Sidi Mantra pun pulang dan memberikan perhiasan kepada anak semata wayangnya dan meminta agar berhenti berjudi.
Namun Manik Angkatan melanggar janji. Perhiasan dan harta yang diberi ayahnya kembali habis untuk berjudi.
Baca Juga: 5 Kafe Instagramable di Kintamani Bali, Pilihan Tempat Ngopi Sembari Menikmati Pesona Gunung Batur
Manik Angkatan akhirnya mengetahui jika ayahnya mendapatkan perhiasan dari Naga Basuki di Gunung Agung.
Ia pun mencuri lonceng milik ayahnya dan menemui Naga Basuki.
Setiba di Gunung Agung, Manik Angkatan menyembunyikan lonceng milik ayahnya.
Naga Basuki yang mengetahui Manik mengatakan akan memberi perhiasan asalkan Manik berjanji untuk berhenti berjudi.
Manik Angkatan pun senang mendapatkan harta. Namun sikap tamaknya muncul untuk menguasai harta lebih banyak.
Ia ingin membunuh Naga Basuki. Niat tersebut diketahui sang naga dan dengan kesaktiannya, ia pun membunuh Manik Angkeran.
Baca Juga: Dekat Bandara Ngurah Rai, Pesona Sunset dan Sejarah Menarik Pantai Jerman
Sidi Mantra sedih dan meminta Naga Basuki menghidupkan kembali Manik Angkeran.
Naga Basuki menyetujui dengan syarat Sidi Mantra dan Manik Angkeran tinggal di tempat yang berbeda.
Dengan kekuatanya, Sidi Mantra menggunakan tongkat dan menoreh tanah membuat garis besar antara ia dan anaknya Manik Angkeran yang telah hidup kembali.
Dari garis itu, air mengalir dan menjadi sungai besar hingga akhirnya menjadi selat yang memisahkan Jawa dan Bali.
Orang-orang kemudian menyebut selat itu sebagai Selat Bali.
Baca Juga: Jarang Liat Gedung Pencakar Langit Ada di Bali Ternyata Ini Alasannya
Diperkirakan terbentuk 23 juta tahun lalu
Sementara itu dkutip dari TribunBali.com, Pulau Bali diperkirakan terbentuk sekitar 23 juta tahun yang lalu ketika gunung api bawah laut yang terletak di timur Pulau Jawa sedang menunjukkan aktivitasnya.
Akibat aktivitas itu, magma panas keluar dari perut bumi, mengendap, dan mengalami pengerasan.
Hasil aktivitas selama beberapa waktu akhirnya membentuk daratan yang kini dikenal sebagai Pulau Bali.
Pembentukan Pulau Bali tidak hanya terjadi dalam sekali waktu, namun melalui proses yang cukup panjang.
Baca Juga: 10 Makhluk Halus atau Hantu yang Dipercaya Oleh Masyarakat Bali
Endapan magma yang membentuk Pulau Bali pun tidak hanya berasal dari satu gunung, namun beberapa.
Magma berasal dari lapisan bawah kulit bumi, suhunya sangat panas sehingga melelehkan kerak bumi di atasnya atau yang dikenal dengan hotspot.
Selain aktivitas gunung api bawah laut, pulau Bali juga dibentuk dari hasil endapan bawah laut yang diduga berasal dari erosi batuan yang terdapat di Pulau Jawa bagian timur. Terbentuknya Selat Bali bisa dilihat di Museum Geopark Batur.