Banjarmasin, Sonora.ID - Kondisi jalan Simpang Pengambangan, Kel. Pengambangan, Kec. Banjarmasin Timur belum menunjukan tanda-tanda 'kemajuan'.
Keadaannya masih sama, jalan itu tampak semakin amblas.
Bahkan posisi jalan yang berada tepat di bantaran sungai itu, semakin menambah kerusakan, terimbas air sungai yang pasang.
Padahal jalan itu menghubungkan tiga Rukun Tetangga (RT), yakni RT 9, RT 10 dan RT 28.
Jika bercermin dengan kejadian 22 Februari lalu, ruas jalan sepanjang 160 meter itu masih tergenang banjir yang tingginya melebihi paha orang dewasa.
Baca Juga: Jalan di Kawasan Banjarmasin Timur Rusak Parah, Warga: Kondisi Jalan Miring dan Amblas
Imis, warga RT. 28, mengaku, pasang surut air sungai terjadi dua kali dalam sehari, yakni di pagi dan malam hari. Alhasil seperti sudah menjadi makanan sehari-hari warga setempat.
"Jadi, mau sedang banjir atau tidak, di waktu-waktu itu, jalan ini selalu tergenang," ungkapnya, saat ditemui Smart FM Banjarmasin di lokasi, Selasa (05/10) siang.
"Yang kasihan itu anak-anak. Pagi hari, ketika ingin ke sekolah, dan saat itu air pasang, mereka jadi sulit melintas," tambah perempuan 51 tahun itu.
Hal senada juga diungkapkan warga lainnya, Sahibun.
Baca Juga: Penanganan Jalan Simpang Pengambangan Banjarmasin Terkendala Dana
Ia mengungkapkan, yang membuat kerusakan kawasan semakin parah, lantaran sudah puluhan tahun kawasan tersebut tak tersentuh perbaikan.
Walaupun ada, seingatnya justru dilakukan oleh warga setempat yang bahan bangunannya diketahui disumbang oleh Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor.
Dimana dari 310 meter ruas jalan yang rusak di tiga RT itu, 150 meter diantaranya sudah diperbaiki sepanjang 150 meter oleh warga.
Itu pun karena memang jalannya tak bisa lagi dilalui lantaran sudah sepenuhnya tenggelam.
Baca Juga: Penanganan Jalan Amblas Simpang Pengambangan Banjarmasin Diserahkan Ke PUPR
"Kalau saya tidak keliru, 25 tahun sudah kondisinya seperti ini. Yang paling parah, itu lima tahun terakhir," jelasnya.
Di sisi lain, Sahibun juga mengungkapkan betapa vitalnya jalan di kawasan tersebut. Pasalnya jalan itu juga kerap menjadi jalan alternatif.
Khususnya, ketika perempatan Jalan Gatot Subroto, Banua Anyar, Veteran dan Sungai Lulut mengalami kemacetan.
"Kalau tidak diperbaiki, saya rasa kemacetan bisa terus terjadi di perempatan jalan itu," jelasnya.
Sahibun lantas menambahkan bahwa ia mengaku pernah melihat pegawai kedinasan yang memantau, tapi hanya sekali setelah itu tak ada lagi.
Baca Juga: Separuh Jalan Simpang Pengambangan di Banjarmasin Masih Amblas
"Ketika air mulai pasang, ketinggiannya bisa mencapai satu meter. Tak bisa dilalui kendaraan roda dua. Pernah ada pengendara yang mencoba melintas, tapi justru tercebur ke sungai. Dan tentu, kita semua tak ingin kejadian serupa terulang lagi," tutupnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Jalan dan PJU di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, Chandra menjelaskan, pihaknya sudah mencanangkan perbaikan untuk kawasan tersebut.
"Sudah kami coba anggarkan di tahun 2021. Dengan anggaran biaya Rp 45 miliar. Cuma karena keterbatasan anggaran, tak bisa dikerjakaan di tahun ini," jelasnya.
Kendati demikian, ia menjanjikan bakal kembali mengusulkan perbaikan itu di tahun depan, alias di tahun 2022.
"Semoga bisa terakomodir untuk pelaksanaannya," harapnya.
Chandra mengakui, bahwa pihaknya juga tidak bisa melakukan perbaikan sementara. Baik itu dengan melakukan pengurukan tanah atau bebatuan, alasannya karena penanganannya sudah direncanakan.
"Rencananya, perbaikan memakai struktur pile slab. Kemudian, juga ada penyiringan nantinya. Bila diuruk, takutnya malah tergerus lagi," tuntasnya.
Baca Juga: Jalan Amblas di Daan Mogot Membentuk Lubang Besar Sedalam 2,5 Meter