Uskup harus memberi pelayanan sakramen tertentu seperti krisnan, mengunjungi iman, melihat umat.
“Wilayahnya luas, dulu jalannya sangat jelek, tapi senang bisa bertemu dengan umat ditempat yang jauh. Menggembirakan bagaimana mereka menghayati iman. Yang sangat berkesan, bahwa umat katholik tersebar dimana-mana, bahkan sulit dijangkau, tetapi mereka menghayati imannya ditengah-tengah masyarakat, menjadi garam, menjadi orang yang baik, mendidik anak-anak mereka dengan baik, terkesan menjadi uskup,” tukasnya.
Ia berharap agar umat katholik bisa membawa terang, menjadi garam ditengah-tengah masyarakat yang luas, dan membangun dialog ditengah perbedaan.
Masyarakat juga bisa menerima perbedaan saling memperkaya.
Baca Juga: Peluang Kopi Sumsel Menembus Pasar Nasional dan Internasional
Umat katholik menjadi bagian penting bagi kehidupan berbangsa, bisa tumbuh dan berkembang, gereja juga bisa hadir ditengah masyarakat yang luas.
Uskup Agung yang baru akan melanjutkan apa yang sudah dirintis, semacam estafet kehidupan yang terus berkembang sesuai perkembangan zaman.
Tantangan kedepan terus berkembang, pandemi merupakan tantangan baru yang harus direfleksikan.
“Pelayanan pastoral tidak pernah berhenti, sebagai uskup akan membantu adanya perubahan dan tantangan yang baru. Pelayanan tidak pernah selesai menghadapi tantangan yang baru. Perlu orang yang lebih muda untuk menghadapi zaman yang berbeda, terutama tantangan akibat covid. Gereja harus berjalan ditengah kesulitan itu,” ujarnya.
Baca Juga: Beragam Aplikasi Milik PT. Pos Indonesia yang Ramah Pandemi Covid-19