Palembang, Sonora.ID - Tanggal 1 Oktober lalu diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Dr. Ardian Saptawan, Pengamat Sosial Politik Sumsel kepada Sonora (4/10/2021) mengatakan bahwa pancasila masih relevan dengan saat ini, ada generasi-generasi baru yang tidak tahu sama sekali tentang sejarah tersebut.
Perlu diingatkan kepada generasi sekarang karena ini adalah bagian dari dinamika kehidupan bangsa sehingga tidak jatuh lagi kedalam lobang yang sama.
Baca Juga: PPKM Turun Level, Upacara Peringatan Hari Pramuka Ke-60 di Banjarmasin Pun Digelar
“Kedepan masyarakat memandang kehidupan yang lebih baik dari hari ini, apa yang sudah terjadi dimasa lalu jangan terjadi lagi dimasa kini. Harus lebih baik lagi meningkatkan kualitas kehidupan kita jangan sampai terpuruk seperti dahulu, sehingga tahu mengantisipasi bagaimana kehidupan kedepan yang bisa mengancam kehidupan kita,” ujarnya.
Pancasila sebagai suatu bangunan fisik bagaimana nilai-nilanya terbentuk menjadi prilaku generasi milenial.
Mereka harus mendapat pencerahan bahwa paham komunis bukanlah berbentuk fisik tapi nilai-nilainya yang ada dalam pikiran atau ide-ide.
Ide-ide tersebut bisa berkembang kapan saja, bila kaum milenial tidak menyadari maka ide-ide tersebut dapat menjerumuskan.
Pancasila sudah teruji dan merupakan kesepakatan nilai-nilai luhur bangsa.
Baca Juga: 3 Rekomendasi Film untuk Temani Harimu Rayakan Kebangkitan Pancasila
Dengan pancasila bangsa kita bersatu, bertoleransi dengan keanekaragamanya. Pancasila harus diimplementasikan sebagai nilai-nilai kekinian.
“Misal bagaimana pancasila diterapkan didunia maya, adanya saling menghargai ketika seseorang menyatakan pendapat. Orang yang berbeda akan disikapi dengan arif,” tukasnya.
Pancasila dikatakan sakti, dengan pancasila maka semua perbedaan disingkirkan diganti dengan nilai solidaritas, toleransi, gotong royong, saling bergandengan tangan dan siap menghargai perbedaan.
Baca Juga: Hari Kesaktian Pancasila 2021, Wali Kota Makassar: Semangat Bangun Bangsa
Kehidupan berbangsa tak lepas dari dinamika hidup, masing-masing individu harus melihat sejarah.
Budaya timur menganggap masa lalu adalah sejarah, masa kini adalah perjuangan dan masa depan adalah harapan. Budaya barat menganggap masa lalu adalah kenangan dan misteri.
“Semoga bangsa Indonesia semakin maju, jangan mundur. Apa yang terjadi dimasa lalu jangan terulang kembali. Pancasila yang bisa menyatukan dan memperkuat, mempererat bangsa. Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju berasaskan keberagaman,” tutupnya.
Baca Juga: Catat! Ini 6 Fondasi Penting Bentuk Karakter Anak Hadapi Masa Depan