Sonora.ID - Olahraga memang menyehatkan, tapi terlalu sering juga berbahaya. Penurunan kinerja fisik akan lebih dirasakan ketika overtraining tersebut dilakukan secara terus menerus.
Melansir dari halaman Kompas.com, menurut Rady Children's Hospital-San Diego, tubuh dapat memberikan respon negatif terhadap olahraga yang dilakukan secara berlebihan.
Namun, perlu digaris bawahi jika kekuatan olahraga setiap orang berbeda-beda. Setiap individu memiliki porsi kemampuan masing-masing.
Bisa jadi, Anda mampu melakukan olahraga dengan intensitas yang tinggi selama 4 hari berturut-turut, tetapi hal tersebut belum tentu bisa dilakukan oleh orang lain.
Berlebihan saat berolahraga memberikan 3 dampak yang berbaya, seperti:
1. Dampak Hormon
Peningkatan olahraga dapat memicu stres dan mengubah sistem hormon yang telah Anda bangun sebelumnya. Kondisi stres muncul karena berubahnya kadar kortisol pada hormon yang cenderung meningkat.
Hal negatif juga terjadi pada sistem kekebalan tubuh karena dapat mengalami penurunan kadar testosteron. Lemahnya testosteron akan memicu penyakit pada tubuh manusia.
Tanda yang mungkin Anda alami adalah nyeri kepala, demam dan susah tidur pada malam hari.
Baca Juga: Multitasking adalah Kebiasaan yang Bikin Cepat Tua, Hindari 4 Lainnya
2. Dampak Psikologis
Kondisi yang terlalu lelah sangat mengganggu aktivitas yang akan dikerjakan selanjutnya.
Terdapat contoh, jika kita berolahraga secara berlebihan pada pagi hari, akan membuat kita terlalu lelah, memicu perasaan hati yang negatif dan berdampak pada penurunan energi saat bekerja atau belajar.
Perasaan negatif setelah olahraga yang berlebihan dapat memudahkan kita untuk marah-marah tanpa sebab, mudah tersinggung dan kurangnya antusias terhadap suatu hal.
Perasaan psikologis yang negatif tersebut timbul akibat rasa lelah yang kita bangun sendiri saat berolahraga secara berlebihan.
3. Dampak Kesehatan Jantung
Risiko kematian akibat serangan jantung bagi pemilik penyakit jantung memiliki persentase tinggi.
Saat berolahraga dengan overtraining, orang yang memiliki penyakit jantung dapat menambah irama detak jantungnya sendiri dan berdampak bahaya.
Irama jantung yang cepat dapat menaikkan hormon adrenalin yang memicu serangan jantung. Disisilain, olahraga yang berlebihan akan menimbulkan risiko kardiotoksisitas.
Kardiotoksisitas merupakan sebuah kondisi rusaknya otot-otot pada jantung yang dapat melepaskan senyawa kimia hingga memberhentikan aktivitas pemompaan darah ke seluruh tubuh.
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Kram Perut Saat Menstruasi Tanpa Konsumsi Obat