Sonora.ID - Di tengah kondisi Pandemi Covid-19 berikut dengan penerapan kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), sebagian besar anak mengalami tekanan stres yang berujung pada ketidakstabilan emosi.
Tidak stabilnya emosi tersebut pun cenderung lebih banyak ditemukan di anak-anak yang masih menduduki Sekolah Dasar (SD).
Karena belum dewasa, baik secara pikiran dan emosional, maka peranan orang tua menjadi sangat penting untuk menetralkan ketidakstabilan anak.
Namun demikian, orang tua juga tidak jarang dihadapkan dengan emosi negatif anak yang meluap-luap sehingga membuat moms dan dads menjadi capek bahkan turut mengikuti emosi negatifnya.
Baca Juga: Sering Buat Jengkel, 5 Shio Ini Suka Mancing Emosi Orang Lain
Gusti Kanjeng Ratu Bendoro memberikan tips terkait mengelola emosi bagi orang tua, dalam siaran Radio Sonora FM yang bertajuk 'Belajar Bersama GKR Bendara Mengelola Emosi Anak di Masa Pandemi' (4/10/21).
Hal pertama yang harus diketahui orang tua adalah tidak ada rumus baku atau one size fits all dalam parenting.
Orang tua harus selalu belajar dan mencoba berbagai hal dalam menyikapi anak.
Kedua ialah orang tua harus pahami kalau emosi merupakan cara berkomunikasi anak.
Baca Juga: Sulit Menahan Emosi, Hati - Hati 5 Zodiak Ini Paling Suka Marah
Orang tua perlu mengakui emosi anak bukan sebagai hal yang buruk, melainkan sebuah upaya bagi anak untuk memberi tahu kita bahwa mereka sedang frustrasi atau tidak nyaman.
Emosi ini termasuk menangis, diam, dan marah-marah.
Termasuk menangis, diam, marah-marah
Ketiga, orang tua harus memberikan pembatasan tertentu dalam mentolerir emosi anak.
Gusti dalam hal ini merekomendasikan agar orang tua mampu memberhentikan perlakuan anak yang mengarah pada tindakan kekerasan fisik, seperti memukul, mencubit, menendang, dan sebagai macamnya.
Keempat, ajak anak untuk berbicara.
Baca Juga: Gejolak Emosi Remaja Tidak Stabil, Ini Penjelasan dari Psikolog
Biarkan anak mengkomunikasikan apa yang dia rasakan dan moms dads juga perlu lebih bersabar ketika menunggu anak untuk berbicara karena anak turut membutuhkan waktu untuk tenang.
Hal ini mengarahkan pada tips keempat, yaitu take time!
Selain lebih bersabar dalam menunggu anak hingga ia berbicara, orang tua perlu mengambil waktu luang ketika dialog yang dijalankan menemukan kebuntuan.
Cara ini bukan hanya untuk kebaikan anak melainkan juga untuk orang tua.
Selagi anak menenangkan diri, orang tua juga bisa melakukan hal yang sama.
Gusti sendiri biasanya membuat teh dan menikmati proses mengaduk teh.
Baca Juga: Ini Dia 12 Peringkat Zodiak Paling Jago Kendalikan Emosi, Sabar Banget!
Menurutnya hal tersebut memberikan ia waktu untuk berpikir lebih jernih.
Kelima, orang tua perlu sadar akan posisinya sebagai 'pemicu' sementara anak adalah 'penerima' atau resipien.
"Jadi kita apinya, mereka percikannya. Kalau kita emosi anak akan semakin emosi," kata Gusti.
Dengan begitu, penting bagi orang tua untuk memicu hal-hal yang lebih positif di depan anak.
Keenam, pelajari karakteristik anak ketika sedang emosi.
Sebagian besar anak ada yang lebih suka untuk didekati ketika sedang emosi, sementara yang lainnya lebih senang menyendiri.
Orang tua perlu mengamati sekaligus memahami anak dalam artian bagaimana ia ingin diperlakukan.