Waspada! Pengamat Sebut Deflasi Bisa Ganggu Stabilitas Ekonomi

6 Oktober 2021 18:15 WIB
Ilustrasi inflasi dan deflasi
Ilustrasi inflasi dan deflasi ( Google)

Makassar, Sonora.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru terkait kondisi inflasi di Sulsel.

Hasilnya, ada lima daerah di Sulsel yang mengalami deflasi sebesar 0,14 persen pada September 2021.

Kelima daerah tersebut yakni Kabupaten Bulukumba, Watampone, Kota Makassar, Parepare, dan Palopo.

Deflasi tersebut dikarenakan adanya penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,64 pada Agustus 2021 menjadi 106,49 pada September 2021.

Baca Juga: BI: Deflasi di Sulsel Dipicu Turunnya Harga Komoditas Pangan

Ekonom Unhas Anas Anwar Makkatutu menilai, deflasi yang terjadi di Sulsel masih dalam batas normal. Hal tersebut lantaran harga di pasar selalu berfluktuasi.

"Harga bisa naik turun selama masih dikontrol. Baik deflasi maupun inflasi itu punya dampak berbeda terhadap perekonomian. Karena kalau turun terus bisa berbahaya. Kalao naiknya juga tinggi bisa bahaya," ujar Anas saat dihubungi Smartfm Makassar via telepon selular, baru-baru ini.

Anas menyebut, penurunan harga atau deflasi yang terjadi terus menerus akan mengganggu investasi. Para investor enggan berinvestasi apabila harga rendah.

Baca Juga: Harga Telur Ayam Ras Turun, Kalsel Deflasi Selama September 2021

Justru para investor lebih cenderung menyukai jika terjadi inflasi. Sebaliknya, inflasi akan menjadi mimpi buruk bagi kontraktor.

"Inflasi disukai kontraktor karena harga melambung. Inflasi juga bisa mengakibatkan proyek mangkrak karena harga tidak sesuai dengan kalkulasi awal," jelasnya.

Untuk mencegah dampak tersebut, menurut Anas, Bank Indonesia harus bekerja ekstra demi menstabilkan harga. 

Baca Juga: Harga Cabai Turun, Picu Deflasi di Sulsel pada Agustus 2021

Terpisah, Kepala BPS Sulsel Suntono menjelaskan, dari lima daerah yang mengalami deflasi tersebut, tertinggi terjadi di Kota Parepare sebesar 0, 31 persen. Sedangkan yang terendah terjadi di Watampone sebesar 0, 07 persen.

Ia menyebut, deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukan oleh turunnya indeks pada kelompok pengeluaran makanan,minuman dan tembakau sebesar 0,64 persen.

" Laju inflasi tahun kalender September 2021 sebesar 1,05 persen, sedangkan laju inflasi “tahun ke tahun” September 2021 sebesar 1,62 persen," pungkas Suntono.

Baca Juga: Pasokan Ayam Potong Stabil, Balikpapan Alami Deflasi 0,14 Persen

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm