Sehingga, ini akan berdampak ke psiologis para pelajar yang harus menghadapi pembelajaran daring dan berakhir dengan terjadinya lost generation.
Berdasarkan penjelasan Psikologi Anak dan Remaja bernama Novita Tandry, lost generation saat ini menjadi sebuah tantangan besar yang tidak pernah ia temukan selama 28 tahun melakukan praktik.
Ia juga menambahkan bahwa kebutuhan penggunaan gadget bagi para pelajar yang menghadapi pembelajaraan daring membuat orang tua menjadi less aware terhadap bahaya barang elektronik tersebut.
Tanpa disadari, tuntutan yang mengharuskan para pelajar harus siap sedia dengan gadget di tangan masing-masing ini membuat mereka lupa dengan keadaan sekitar.
Para pelajar yang menghadapi pembelajaran daring ini kehilangan kemampuan dalam berkomunikasi yang membuat mereka menjadi sosok canggung ketika harus bersosialisasi secara langsung.
Dunia para pelajar yang menghadapi pembelajaran daring saat ini berada di genggaman tangan mereka sendiri.
Ini lah yang membuat para pelajar menjadi lepas dengan dunia asli dan akan memunculkan lost generation di kemudian hari.
Baca Juga: Penerus Bangsa, Kemenkes: Anak Berkebutuhan Khusus Punya Hak yang Sama